Peringatan Hari Bumi: Menjaga Ekosistem Adalah Kunci Mengatasi Krisis Iklim

Kritik terhadap Energi Fosil dan Seruan untuk Transisi
Merujuk pada komitmen global melalui Paris Agreement, Panut mengingatkan, target menahan suhu bumi di bawah 1,5°C bisa gagal jika manusia tetap bergantung pada energi fosil. Ia menyoroti kontradiksi penggunaan mobil listrik yang masih mengandalkan listrik dari PLTU berbahan bakar batu bara.
“Transisi energi tidak hanya soal mengganti kendaraan, tapi juga soal sumber daya listriknya. Kalau masih dari batu bara, kita hanya memindahkan sumber emisinya,” jelasnya.
Batang Toru: Titik Kritis Ekosistem
Panut juga menyoroti kawasan Batang Toru sebagai salah satu ekosistem bernilai tinggi di dunia yang menjadi habitat spesies langka seperti orangutan tapanuli, harimau Sumatera, beruang madu dan gibbon.
Namun, kawasan ini juga menghadapi tekanan dari industri pertambangan dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
“Pertanyaannya: apakah mungkin spesies, masyarakat, dan industri bisa hidup berdampingan? Jawabannya: mungkin. Tapi hanya jika ada perencanaan dan mitigasi yang serius,” katanya.
Manusia: Ancaman atau Solusi
Di akhir paparannya, Panut menegaskan bahwa manusia bisa menjadi ancaman terbesar, tetapi juga bisa menjadi solusi terbaik bagi bumi.
“Kita hidup di dalam ekosistem. Kita bukan penguasa bumi, tapi bagian dari jejaring kehidupan. Kalau kita rusak, kita sendiri yang akan menerima akibatnya,” katanya.
Editor : Jafar Sembiring