7 Panglima TNI Termuda Sepanjang Sejarah, Nomor 2, 5 dan 6 Berdarah Batak

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Dalam catatan sejarah TNI, terdapat 7 Panglima yang tercatat sebagai yang termuda. Mayoritas dari mereka memegang jabatan penting ini pada masa-masa awal kemerdekaan Indonesia, ketika tantangan bangsa masih begitu besar.
Dari total 25 perwira tinggi yang pernah menjabat sebagai Panglima, beberapa di antaranya bahkan dipercaya memimpin sebelum menginjak usia 30 tahun. Sebuah tanggung jawab besar yang diemban di usia yang masih sangat muda.
1. Jenderal TNI (Purn) Leonardus Benyamin Moerdani
Jenderal TNI (Purn) Leonardus Benyamin Moerdani dilantik sebagai Panglima ABRI pada 28 Maret 1983. Saat itu, usianya baru menginjak 50 tahun, menjadikannya salah satu Panglima termuda dalam sejarah TNI. Pria yang akrab dikenal dengan nama LB Moerdani ini lahir pada 2 Oktober 1932 dan dikenal luas sebagai sosok tegas serta visioner dalam kepemimpinannya.
2. Jenderal TNI (Purn) Maraden Panggabean
Jenderal Maraden Saur Halomoan Panggabean lahir pada 29 Juni 1922. Ia resmi dilantik sebagai Panglima ABRI pada 28 Maret 1973, di usia yang masih relatif muda—baru 50 tahun.
Sebelum menduduki jabatan tertinggi di tubuh TNI, Maraden sempat menjabat sebagai Panglima Angkatan Darat dari tahun 1967 hingga 1969. Tak hanya dikenal sebagai sosok militer, ia juga aktif dalam dunia politik. Ia pernah dipercaya sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan di Kabinet Pembangunan II, serta menjabat Menteri Koordinator Politik dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan III.
3. Jenderal TNI (Purn) M. Jusuf
Lahir pada 23 Juni 1928, pria asal Bone, Gorontalo ini merupakan keturunan bangsawan Bugis. Selama masa pengabdiannya, Jenderal M. Jusuf juga dipercaya merangkap jabatan sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan pada periode 1978 hingga 1983, menjadikannya salah satu tokoh penting dalam jajaran militer dan pemerintahan kala itu.
4. Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto
Mendiang Soeharto, yang kemudian dikenal sebagai Presiden kedua Republik Indonesia, pernah menjabat sebagai Panglima ABRI pada 6 Juni 1968, dengan pangkat Mayor Jenderal. Saat itu, usianya baru 47 tahun—usia yang tergolong muda untuk posisi strategis tersebut. Ia lahir pada 8 Juni 1921.
Sebelum resmi dilantik sebagai Panglima, Soeharto sudah dipercaya memimpin sejumlah operasi penting atas perintah Presiden Soekarno, termasuk operasi penertiban dan pengamanan negara. Salah satu tindakan paling bersejarah yang dipimpinnya adalah penumpasan Gerakan 30 September, serta keputusan menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
5. Jenderal Besar TNI (Purn) Abdul Haris Nasution
Sebelum menjabat sebagai Panglima, pria asal Mandailing ini pernah memimpin sebagai Kepala Staf Angkatan Darat dari tahun 1949 hingga 1952. Salah satu momen paling bersejarah dalam hidupnya adalah ketika ia menjadi target penculikan oleh G30S. Meski dalam bahaya besar, Nasution berhasil meloloskan diri dan selamat dari upaya tersebut, membuktikan ketangguhan dan kepemimpinannya yang luar biasa.
6. Letnan Jenderal TNI (Purn) TB Simatupang
Letnan Jenderal Tahi Bonar (TB) Simatupang lahir pada 28 Januari 1920. Ia resmi dilantik sebagai pengganti Panglima Jenderal Soedirman pada 29 Januari 1950, saat usianya baru menginjak 30 tahun.
Setelah menjalani karier panjang di dunia militer, TB Simatupang meninggal dunia pada tahun 1990 di Jakarta dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Pada 8 November 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada TB Simatupang sebagai penghargaan atas jasa-jasanya yang luar biasa bagi bangsa dan negara.
7. Jenderal Besar TNI Soedirman
Jenderal Besar Soedirman, yang lahir pada 24 Januari 1916, merupakan Panglima pertama yang menjabat sekaligus yang termuda dalam sejarah TNI. Ia diangkat sebagai Panglima pada 12 November 1945, saat usianya baru 29 tahun.
Soedirman dikenal sebagai sosok yang sangat dihormati, dan pada 10 Desember 1964, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 314 Tahun 1964, bersama dengan Oerip. Pada tahun 1997, Soedirman dipromosikan menjadi Jenderal Besar sebagai pengakuan atas perjuangan dan dedikasinya yang luar biasa bagi bangsa.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta