Capai Kebebasan Finansial, Berikut Manfaat Investasi di Pasar Modal

MEDAN, iNewsMedan.id - Kebebasan finansial adalah kondisi ketika seseorang mampu memenuhi keinginannya tanpa perlu bergantung pada pendapatan aktif, karena sudah memiliki cukup aset. Salah satu cara untuk mencapai kebebasan finansial adalah melalui investasi di pasar modal, yang menawarkan berbagai instrumen seperti saham, obligasi, surat utang negara, reksa dana, dan Exchanged Traded Fund (ETF
Kepala Kantor Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara, Muhammad Pintor Nasution menjelaskan, investasi di pasar modal memungkinkan dana berkembang seiring waktu melalui capital gain dan dividen. Sejarah menunjukkan, indeks saham di bursa efek mengalami kenaikan signifikan dalam jangka panjang, meskipun terdapat fluktuasi pasar dalam jangka pendek.
"Pasar modal juga berpotensi mengalahkan inflasi dan instrumen investasi konvensional seperti tabungan atau deposito. Contoh, jika seseorang menginvestasikan Rp10 juta dalam saham yang memiliki rata-rata pertumbuhan 10-12 persen per tahun dalam jangka panjang, maka dalam 20 tahun nilai investasinya berpotensi menjadi lebih dari Rp96 juta berkat efek compounding. Namun, penting untuk diingat bahwa return tidak dijamin setiap tahun, dan ada periode di mana pasar mengalami koreksi yang dapat mempengaruhi hasil investasi," jelasnya, Minggu (23/2/2025).
Menurutnya, investasi saham dan obligasi memungkinkan investor memperoleh pendapatan pasif secara rutin. Dengan menjadi pemegang saham, investor memiliki potensi untuk menerima dividen setiap tahun, yang memberikan sumber pendapatan tambahan yang dapat digunakan untuk kebutuhan hidup atau diinvestasikan kembali. Selain itu, saham memberikan potensi capital gain dari transaksi jual dan beli saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sementara obligasi memberikan kupon (bunga) tetap, yang ideal bagi investor yang mencari hasil investasi yang lebih stabil. Kupon obligasi atau surat utang umumnya dibayar tiap semester atau tiap kuartal. Sama seperti saham, obligasi bisa diperjualbelikan di pasar sekunder BEI, sehingga memiliki potensi keuntungan berupa capital gain.
"Namun harus diingat, menjualbelikan saham dan obligasi sama-sama memiliki risiko capital loss, atau kerugian dalam nilai transaksi jika harga saham atau harga obligasi mengalami penurunan harga, dibanding harga beli. Salah satu cara untuk mengurangi dampak risiko adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio investasi," ujarnya.
Investasi di pasar modal memungkinkan investor melakukan diversifikasi sebagai manajemen risiko, karena ada banyak jenis instrumen di pasar modal. Satu jenis investasi saja, yaitu saham, tercatat sebanyak 943 saham sampai dengan Desember 2024 di BEI.
Strategi diversifikasi membantu mengurang risiko jika harga salah satu aset turun, karena investor memiliki eksposur terhadap berbagai sektor dan instrumen. Filosofi investasi mengatakan, jangan menyimpan telur di dalam satu keranjang. Artinya, investor harus memiliki beberapa saham untuk mengurangi risiko turunnya harga salah satu atau beberapa saham dalam portofolio investasi masing-masing. Begitupun instrumen investasi lainnya. Diversifikasi membantu menciptakan keseimbangan risiko dan imbal hasil dalam jangka panjang.
Selain saham dan obligasi, instrumen reksa dana dan ETF memberikan akses ke portofolio yang terdiversifikasi, dan dikelola oleh profesional yaitu manajer investasi. Manajer investasi memiliki strategi diversifikasi yang baik untuk memastikan investasi tetap tumbuh meskipun tetap memiliki risiko sesuai jenis reksa dananya.
Profil Risiko Investor
Pintor menuturkan, investasi berguna untuk melawan inflasi yang menjadi musuh daya beli uang dari tahun ke tahun. Misalnya jika seseorang hanya menyimpan uang di tabungan dengan bunga 2 persen per tahun, sementara inflasi 5 persen per tahun, maka nilai riil uangnya akan berkurang. Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun pasar modal berpotensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dari inflasi, ada tahun-tahun tertentu di mana pasar mengalami penurunan, sehingga investor perlu berinvestasi dengan strategi yang tepat.
"Investor dapat memilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan mereka. Ada beberapa tipe investor, yaitu agresif, moderat, dan konvensional. Investor agresif adalah investor yang berani mengambil risiko tinggi, dengan potensi keuntungan yang besar pula. Pilihan untuk investor agresif adalah saham dan ETF dengan pertumbuhan tinggi," katanya.
Berikutnya adalah investor moderat, yaitu investor dengan toleransi terhadap risiko tidak terlalu tinggi sepeti investor agresif. Ia masih berani menerima risiko kehilangan separuh modal investasinya, tetapi tetap memiliki potensi keuntungan yang besar. Investor moderat cocok berinvestasi secara campuran atau kombinasi antara saham, obligasi, dan reksa dana campuran
Terakhir, yang memiliki toleransi risiko paling rendah adalah Investor konservatif. Investor jenis ini paling tepat membeli reksa dana pasar uang, obligasi, dan surat utang negara. Instrumen ini menawarkan stabilitas yang lebih tinggi dibandingkan saham, tetapi dengan potensi return yang lebih terbatas. Investor dapat menyesuaikan portofolio investasinya seiring perubahan kebutuhan dan fase hidup. Biasanya orang dengan usia mendekati pensiun cenderung konservatif, sementara anak-anak muda biasanya cenderung agresif.
"Dengan strategi investasi yang tepat, seseorang dapat membangun portofolio yang cukup besar untuk membiayai kehidupan di masa pensiun tanpa bergantung pada gaji atau anak-anak mereka. Sebagai contoh, jika seseorang memiliki portofolio investasi senilai Rp5 miliar dan mengadopsi strategi penarikan 4 persen per tahun, maka ia dapat menarik sekitar Rp200 juta per tahun tanpa menghabiskan modal pokoknya. Namun, strategi ini perlu dikombinasikan dengan evaluasi berkala untuk memastikan portofolio tetap tumbuh di atas inflasi," ungkapnya.
Jadi, investasi di pasar modal adalah langkah penting dalam membangun kebebasan finansial, yang memungkinkan pertumbuhan aset, pendapatan pasif, dan perlindungan terhadap inflasi. Dengan kedisiplinan, pemahaman dengan kondisi terkini, serta berorientasi jangka panjang, pasar modal dapat menjadi alat utama dalam mewujudkan kebebasan finansial.
Editor : Ismail