Maka beliau pun melakukan hal tersebut, beliau menemui para sahabat tanpa berbicara dengan seorang pun dari mereka, lalu Beliau menyembelih hewan kurbannya, lalu memanggil tukang cukurnya untuk mencukur beliau. Maka menyaksikan hal tersebut para sahabat pun berdiri untuk menyembelih, mereka saling mencukur satu sama lain, bahkan sebagian mereka hampir saling membunuh sahabat yang lain dikarenakan saling berdesak-desakannya mereka berlomba-lomba untuk mencontohi Nabi.
Maka perhatikanlah kebijaksanaan yang ditunjukkan oleh Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, dan perhatikanlah sikap Nabi shallallahu alaihi wasallam yang mengikuti nasehat/pendapat istrinya.
Maka suami yang berakal lagi berhati mulia akan selalu memperhatikan dan memuliakan istrinya, ia selalu meminta pendapatnya dalam beberapa urusan, baik itu menyangkut kehidupan secara umum maupun yang berkaitan dengan urusan rumah tangga secara khusus, misalnya tentang peralatan rumah tangga meskipun ia tidak mengharuskannya untuk mengikuti pendapat istrinya tersebut.
Maka kehormatan diri dan agama itu mengharuskan seorang suami untuk tidak mencela keluarga istrinya; dikarenakan itu akan menyakitinya, di samping itu pula konsekuensi dari memuliakan istri juga mengharuskan seorang suami untuk memuliakan keluarganya pula.
Hak istri yang paling ringan terhadap suami, Duhai para suami.. adalah engkau tidak mencela dan melupakan kebaikan dari keluarga istrimu. Mereka telah berbaik sangka kepadamu dan menitipkan belahan Hati mereka padamu, bukankah kebaikan itu harus dibalas dengan kebaikan pula? Mencela keluarga istri berarti mengingkari kebaikan dan mengingkari anugerah yang Allah berikan kepadamu.
Kalaupun terdapat aib ataupun kekurangan pada sebagian anggota keluarganya, maka semestinya engkau menasehati dan meluruskannya (dengan cara yang baik) bukan malah mencelanya."
Semoga bermanfaat. Barakallahu fiikum.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta