MEDAN, iNewsMedan.id- Setelah delapan tahun pembangunan dan pemindahan orangutan ke pulau-pulau buatan, ecopark Orangutan Haven mulai dibuka untuk umum.
Salah satu kegiatan pembukaan ini adalah Pameran dan Kompetisi Pemodelan Bambu yang dihadiri oleh 25 peserta pada Sabtu, 27 April.
Para peserta mendapat kesempatan unik untuk menikmati tur berpemandu di seluruh ecopark untuk mengeksplorasi dan mempelajari tentang konstruksi berkelanjutan, penggunaan bambu sebagai sumber daya bangunan yang berkelanjutan, serta upaya konservasi dan keanekaragaman hayati.
Kegiatan dimulai dengan tur ke bangunan utama Orangutan Haven, dipandu oleh Gilbert Murrer dan Jhon Saragih, arsitek dan ahli bambu yang merupakan bagian dari tim perencanaan dan konstruksi proyek.
Selama tur, penggunaan bambu sebagai bahan bangunan yang berkelanjutan, terutama di Indonesia, disoroti. Fitur-fitur dan detail fasilitas Orangutan Haven dijelaskan, termasuk atap yang dilengkapi dengan panel surya dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebagai sumber energi untuk seluruh ecopark.
Para pengunjung juga menikmati tur ke Kepulauan Orangutan, di mana tim Konservasi Satwa, yang diwakili oleh Ricko, menjelaskan misi dan tujuan Orangutan Haven, serta alasan mengapa enam orangutan tinggal secara permanen di tempat tersebut, sambil belajar tentang keanekaragaman hayati dan kesejahteraan hewan.
Setelah istirahat makan siang di Eco-Farm, Kompetisi Pemodelan Bambu dimulai. Sesi utama ini dipimpin oleh Ewe-Jin Low, seorang arsitek yang memiliki lebih dari 30 tahun pengalaman di bidang arsitektur dan konstruksi.
Para peserta dikelompokkan untuk mendesain dan membuat model orangutan dalam berbagai posisi menggunakan bambu sebagai satu-satunya bahan. Mereka mendedikasikan waktu total 3 jam untuk memodelkan orangutan, dengan bimbingan dan pengawasan dari Gilbert, Jhon, dan Ewe-Jin.
Editor : Ismail