Gus Dur, wali Allah itu diceritakan pernah melakukannya. Aku ingin meniru itu, lagi pula ini solusi tengah, sebab Dia mengatakan kerinduan ku padanya adalah rindu terlarang. Itu adalah perzinaan hati. Dia memberikan pilihan, memilih Aku atau dia, meninggalkan khalwat ku atau menemui dia. Aku berupaya mencari jalan tengah agar kehendak ku, sesuai dengan dengan kehendak Nya. Ia tampak setuju setuju saja.
Tentu aku memilih Dia. Dia yang mengaku Tuhan itu adalah yang selama ini aku cari dan rindukan. Berbicara dengannya adalah sebuah anugerah yang tak akan aku tukar dengan apapun, termasuk bila dunia ini berubah menjadi permata sebagai gantinya. Tapi bukan aku kalau tidak mencoba mencari titik tengah, kompromi untuk tetap bisa mencintai dan melayani keduanya. Aku juga manusia biasa.
Aku mengandalkan ustadz Arif. Induk semang kos yang dia mengatakan sendiri sudah menganggap ku sebagai adik. Bagiku dia adalah malaikat, selalu membantu ku, dan percaya keganjilan yang aku alami, dan menyemangati. Ia beristri empat, dia menjuluki dirinya sebagai buaya soleh yang berhati ganteng. Ia pasti mampu menjelaskan siapa aku dan apa yang sedang ku kerjakan. Sebab, ia adalah mulanya imam masjid, ustad yang disegani tetapi memilih jalan baik yang kemudian membuat sebagian jamaahnya kehilangan kepercayaan padanya. Ia tidak perduli, dan memilih berkhidmat kepada empat istrinya, sebagaimana melayani Tuhan nya, meninggalkan statusnya sebagai ustadz kesayangan umat, dan imam Masjid.
Aku menuliskan semua pesan, ku tulis dalam tinta hitam. Sesuai petunjuk Nya pada malam menjelang pagi sebelum berangkat menghantarkan paket terakhir yang aku harap ditemukan ustadz Arif, ia memang kadang mendatangi kamar ku. Sekedar bertukar cerita sedih dan bahagia melayani istri istrinya.
Surat itu, aku taruh di atas amplop cokelat, yang ku taruh di atas meja berwarna putih. Dalam amplop itu adalah salinan asli yang tinta merahnya sudah mengubah takdir, diicorat-coret sendiri oleh Tuhan dengan tangan Nya, sebagai risalah utama final yang aku emban.
Aku memang meminta dan dikabulkan risalah ini sebagai mahar nikah yang akan aku berikan pada kekasih ku, sebagai harta yang paling berharga atas apapun. Aku membutuhkan ustadz Arif untuk menjelaskan kepada keluarga mereka, karena pacar ku itu berulang kali bertanya, khalwat itu apa? Apa itu nikah sirri dan apa bedanya dengan nikah negara. Mengapa pula aku meminta dia memblok WhatsApp ku, selama aku berkhalwat.
Di dalamnya ada surat wakil, dan sebuah ATM yang Dia menjanjikan akan mengisinya dari sumber yang tidak akan aku tahu. Isinya sejumlah uang, lima juta rupiah sebagai mahar yang dia minta. Akan ada juga empat puluh lima juta, karena kita sudah sepakat pernikahan ini adalah sebuah perayaan untuk anak yatim piatu. Sebuah pernikahan yang menyewa restoran mahal agar anak anak itu setidaknya mencicipi makan disebuah restoran keluarga, suatu kemewahan yang tidak pernah anak anak itu punya.
Ini seperti takdir yang nyata, karena niat ku itu rupanya bersambut. Ia mengatakan akan mendatangkan 1500 dari seluruh jakarta raya, anak yatim binaanmya yang semoga memberkati pernikahan suci ini. Aku menambahkan, apabila ia ikut dengan ku ke Jogja, orang orang hebat di negeri ini yang tak pernah ia bayangkan akan datang ke perayaan pernikahan sekaligus nikah negara yang ia inginkan, setelah khalwat ku berakhir. Aku berjanji itu, karena Dia mengizinkan. Aku bahagia sekali.
***
JOGJA, Tanah Yang Dijanjikan
Aku adalah peragu. Busway itu harus pindah berapa trayek untuk tujuan yang disebut filsuf itu. Aku memang tidak bisa menemuinya di Jogja, tapi berbekal nomor kontak yang diberikan teman filsuf, aku pulang saja. Setelah kembali ke unit ku di Jakarta, aku menghubungi dua pelacur yang sebelumnya berkomunikasi, untuk janjian bertemu. Satu adalah perempuan belia, yang sangat manja. Dia mengaku sangat senang berkenalan dengan ku. Sudah lama ia memimpikan sosok sugar daddy.
Ini adalah istilah yang merujuk pada pria, umumnya paruh baya, dan memiliki kemampuan finansial. Mereka mereka ini, adalah orang yang umumnya sudah bosan, dan mencari daun muda untuk melampiaskan hasrat birahinya. Mereka umumnya, sudah bosan dengan istri yang sibuk mengurus karir, dan atau lebih condong menjadi ibu. Hasrat seksual laki laki dan perempuan memamg berbeda. Perempuan cenderung dari tinggi saat muda dan lalu, turun menjelang usia 40 dan kemudian memasuki masa menopause.
Hasrat seksual mereka meredup, sementara lelaki yang sebenarnya juga cenderung turun tetap menginginkan pesenggamaan. Itu adalah kodrat, dimana sampai menjelang mati pun, buah kuldi di kantung zakarnya akan tetap memproduksi sperma. Dengan kemapanan finansial yang semakin longgar, dan gaung bersambut dari para sugar baby, atau perempuan muda yang rata rata dari keluarga miskin, yang tersulut gaya hidup, maka terjadilah praktek itu. Hanyalah keimanan sejati yang bisa menghentikan ini, saking mudahnya kemaksiatan ini dilakukan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta