get app
inews
Aa Text
Read Next : Dukung Inovasi Kadis Damkarmat & Ketapang PP, Aulia Rachman: Semoga Bermanfaat Bagi Masyarakat

Seminar Kesehatan Forwakes: Menjelajahi Peningkatan Kasus HIV/AIDS di Sumatera Utara

Sabtu, 16 Desember 2023 | 20:03 WIB
header img
Seminar Kesehatan Forwakes: Menjelajahi Peningkatan Kasus HIV/AIDS di Sumatera Utara (iNewsMedan.id)

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sumut, Novita Saragih menyampaikan secara kumulatif hingga Oktober 2023, wilayah tertinggi ditemukan kasus HIV/AIDS yakni Kota Medan mencapai 15.331 kasus, Deliserdang 2.607 kasus, Karo 1.006 kasus, Pematang Siantar 898 kasus, Labuhanbatu 718 kasus dan Nias 576 kasus. 

"Medan tertinggi ditemukan kasus HIV/AIDS karena penduduknya lebih banyak. Selain itu, peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS karena orang orang sudah sadar untuk memeriksakan dirinya akhirnya tempat pelayanan kita juga bertambah banyak," urainya. 

Pembina Yayasan Medan Plus Eban Totonta Kaban menambahkan pihaknya sudah mendampingi lebih dari 25 ribu orang yang terinfeksi HIV/AIDS. Dia berharap ke depannya ODHIV tak lagi mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. 

"Lebih dari 25 ribu orang yang kami dampingi dan sebagian besar duluan berangkat. Di awal awal HIV pengobatan belum terlalu bagus sehingga banyak teman teman yang terpapar HIV yang meninggalkan kita lebih dahulu," ungkapnya. 

Menurutnya saat ini para pengidap HIV/AIDS masih kerap mendapatkan stigma negatif. Stigma negatif yang dialami pengidap HIV/AIDS tak hanya diperoleh dari keluarga sendiri, tapi juga dari masyarakat sekitar. Stigma buruk membuat ODHIV sering dikucilkan sehingga memperburuk kondisi kesehatannya. 

"ODHIV kerap mendapatkan perlakuan tidak baik dari keluarga sendiri. Padahal keluarga harusnya menjadi support sistem. Bahkan seringkali ODHIV mengecap buruk dirinya sendiri. Dia tidak mau mengakses layanan kesehatan, tidak menghadiri pertemuan, mengisolasi diri. Stigma ini penghalang utama. Untuk mengubah stigma harus ada gerakan dari seluruh stakeholder," paparnya. 

Sementara itu, Ketua Komite Keperawatan/Konselor HIV/AIDS RSP CPL USU, Walter menyebutkan masyarakat yang melakukan pemeriksaan di VCT (Voluntary Counseling and Testing) akan dijamin kerahasiaannya. Sebab prinsip VCT yakni rahasia, sukarela konseling dan persetujuan. 

"Kecuali kalau itu terkait dengan hukum, mau tak mau harus dibuka. Ketika pasien melakukan pemeriksaan ternyata HIV, maka akan kita dampingi. Tujuan konseling ini mencegah penyebaran infeksinya kepada orang lain dengan melakukan pengobatan ARV hingga memberikan dukungan psikologis," terangnya. 

Editor : Ismail

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut