Setiap pagi, perbukitan ini akan dipenuhi kabut. Dari atas bukit, Anda tak bisa melihat kawasan sekitarnya dengan jelas karena penuh kabut. Tak hanya pagi hari, biasanya jelang sore kabut kembali datang. Jadi, berada di sini memang seperti ada di negeri atas awan. Hamparan kabut yang bergelombang seperti menutup Sungai Penuh dan Kerinci.
"Keindahannya nyata, deretan bukit barisan berselimut awan bisa kita pandang luas dan puas dari atas bukit ini. Udaranya sejuk, suasana tenang, matahari pun terasa hadir menghangatkan. Saat momen matahari terbit dan hamparan cakrawala dipenuhi sinarnya, ini akan menciptakan pengalaman liburan yang nggak bisa kamu lupakan. Indahnya sempurna. Jadi, mau ke sini bersama siapa?" tulis Instagram @pesonaid_travel.
Penamaan Bukit Khayangan ada berbagai versi. Versi pertama, masyarakat Desa Renah Kayu Embun percaya, di bukit ini bersemayam seorang putri dari kayangan. Itulah mula nama Bukit Khayangan muncul. Penamaan Bukit Khayangan juga didasarkan karena pemandangan indah di atas bukit. Semua khayalan-khayalan yang aneh seketika hilang setelah naik ke atas bukit ini.
Saat cuaca cerah, Anda bisa melihat keindahan pesona Bukit Khayangan yang luar biasa. Memandang ke arah barat, tampak hamparan pohon-pohon besar nan rimbun di gugusan Bukit Barisan. Pada bagian puncak bukit, hamparan pinus juga menarik untuk dinikmati. Di arah timur, tampak hamparan Kota Sungai Penuh yang dipadati pemukiman. Danau dan Gunung Kerinci terlihat jelas dari kejauhan.
Saat momen sunrise datang, Anda bisa melihat keindahan matahari yang muncul dari bawah awan di pagi hari. Udara sejuk dengan embun yang membasahi bebatuan dan pepohonan di sekitar bukit, menjadi pemandangan menakjubkan. Dengan tiket masuk Rp5.000, Anda bisa menikmati sekaligus menghirup udara segar di Bukit Khayangan.
Itulah seputar kampung unik di Jambi yang bisa dijelajahi. Jangan lewatkan singgah ke desa yang mirip negeri kayangan.
Artikel ini telah terbit di halaman iNews.id dengan judul Kampung Unik di Jambi, Singgah ke Desa Terpencil Mirip Negeri Kayangan Semuanya Diselimuti Kabut
Editor : Odi Siregar