Benteng Terakhir Melawan Belanda
Dikenal sebagai desa adat tertua di Nias Selatan, desa ini tentu memiliki catatan sejarah yang panjang. Salah satunya pernah menjadi benteng terakhir melawan para kolonial Belanda. Desa Orahili sulit ditaklukkan oleh Belanda, meskipun kampung dibakar dan dibumihangsukan. Terdapat para pendekar atau ksatria tangguh dalam memperjuangkan Desa Orahili Fau. Pada tahun 1840, 1855, dan 1856, Desa Orahili Fau melakukan perlawanan terhadap Belanda yang ingin merebut wilayah Orahili Fau. Akan tetapi dapat digagalkan oleh pejuang dari Orahili Fau.
Desa Adat dan Budaya
Falsah dari Desa Orahili Fau ini adalah Lakhomi Sebua Wahasara Dodo, diterapkan sebagai marwah desa dengan makna persatuan dan kesatuan adalah kunci dalam meraih tujuan dan kesuksessan bersama. Masyarakat di desa ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong, dan kearifan lokal lainnya. Tingkatan kasta masih berfungsi hingga kini di Desa Orahili Fau, di mana Si'ulu (Bangsawan) berperan sebagai pemangku kepentingan adat, Si'ila (Cendekiawan) menjadi tetua adat sebagai pemberi pertimbangan kepada bangsawan, dan fabanuasa (masyarakat umum) masih bekerja sama mendukung serta manjaga keutuhan bersama.
Atraksi Wisata Desa Orahili
Ada berbagai atraksi wisata di Desa Orahili, yang dapat memperkaya pengetahuan dan belajar langsung tentang kebudayaan masyarakat setempat. Berbagai atraksi wisata itu antara lain seperti Famadaya Hasi, Mogaele (Menari), Fame Afo (Pemberian Sekapur Sirih), atraksi Hoho (Folklor), Atraksi Fahombo Baru (Lompat Baru), Atraksi Musik Tradisional dan masih banyak lagi. Wilayahnya Orahili Fau yang luas, juga memiliki potensi agrowisata serta wilayah persawahan yang membuat mata makin terpana. Jangan lupa untuk mencicipi berbagai kuliner khas Desa Orahili seperti singgah di Coffee Shop Manao, serta mencoba misop dan beragam jajanan pasar.
Itulah seputar kampung unik di Nias Selatan yang menakjubkan untuk dijelajahi.
Artikel ini telah terbit di halaman iNews.id dengan judul Kampung Unik di Nias Selatan Singgah ke Desa Tertuanya Ada Bukit Tangga Pemandangannya Indah
Editor : Odi Siregar