Saat ini beberapa jenis model bisnis dan pekerjaan di Indonesia sudah terkena dampak dari arus era digitalisasi yaitu toko konvensional yang ada sudah mulai tergantikan dengan model bisnis marketplace seperti shopee, tokopedia, dan bukalapak.
"Taksi atau ojek tradisional posisinya juga sudah mulai tergeserkan dengan teknologi berbasisi online seperti Gojek, Grab, dan Uber," terangnya.
Dengan adanya digital culture dapat meningkatkan kapasitas untuk berubah dan bereksperimen, memiliki perhatian lebih terhadap inovasi, memiliki kemampuan kreatif, kemampuan untuk mengantisipasi dan bertindak cepat dalam keterdesakan, kesediaan untuk mencari dan mencoba sesuatu baru, keterbukaan terhadap nilai-nilai baru, dan kemampuan mengembangkan jejaring/kolaborasi.
“Pemanfaatan teknologi dapat membuka kesempatan kerja dibandingkan offline meningkat 1,5x. Produk bisa lebih inovatif dibandingkan offline, penjualan meningkat 80%, dan akses pasar internasional meningkat," ungkap Asep.
Asep juga berpesan, tidak semua perubahan akan membawa perbaikan, tapi tanpa perubahan tidak akan pernah ada perbaikan.
"Untuk melakukan perubahan, diperlukan keberanian," ungkapnya.
Anggota Komisi 1 DPR RI, Prof. Dr. Sjarifuddin Hasan, MM., MBA menyatakan bahwa generasi muda di Indonesia harus menjadi calon pemimpin. Karena muda adalah kekuatan, pemuda berani mengambil tantangan dan dapat diandalkan, pemuda itu never give up.
Gagal dianggap awal dari kesuksesan. Pada dasarnya, tidak ada pengusaha yang sukses tanpa ada kegagalan.
Pertumbuhan ekonomi sudah bagus yakni 5,4%. Tetapi, tingkat pengangguran sekitar 5,13% relatif tinggi sehingga harus dikurangi. Selain itu, kemiskinan selama 8 tahun, penurunan kemiskinan kurang dari 1%.
“Pengangguran di Indonesia yang masif relatif tinggi harus dikurang dengan cara mendorong kewirausahaan, yakni dengan penyerapan tenaga kerja. Sehingga, pengangguran bisa berkurang dan ekonomi juga semakin bagus," tutur Sjarifuddin.
Sjarifuddin juga berharap generasi muda memanfaatkan media digital dimana salah satu keunggulan Indonesia adakah banyak anak muda dengan usia produktif sehingga diharapkan mampu menyelesaikan persoalan yang ada serta mengambil kesempatan yang ada. Karena bagaimana pun Indonesia memerlukan kontribusi anak muda.
Editor : Ismail