"Fokus perusahaan itu sampai 3 tahun. Pada 2002 akhir menikah, Desember 2003 keluar karena dikhianati perusahaan sendiri. Saya bikin perusahaan sndiri dan pada 2004 sudah dapet proyek di Papua selama 3 tahun, nilainya itu sudah miliaran," ucap Naim.
Namun dia sempat tersandung penipuan saat bekerja sama dengan teman di Kalimantan Selatan pada 2019. Tak tanggung-tanggung, dia tertipu sebesar Rp1,35 miliar.
Dalam kondisi tersebut, dia mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya, istri dan kedua orang tuanya. Dia pun intropeksi diri, mendekatkan diri pada Illahi. Akhirnya, dia berhasil menjual salah satu aset hotelnya saat pandemi dan melunasi utangnya.
Saat ini, dia berhasil menjadi pengusaha dengan beberapa bisnis yang dikembangkan, seperti pusat oleh-oleh, Fariz Hotel, Fariz Resto, dan yang terbaru adalah Warung Makan Luweng Pedes. Warung kuliner khas Jawa Timur yang terkenal dengan hidangan menu pedas, aneka sayur dan lauk pauk.
Diresmikan Oktober 2020, Luweng Pedes didirikan di tegah kondisi pandemi sebagai ikon kuliner pedes di Kota Batu, Malang yang mengusung konsep makanan jadul. Setiap harinya, pengunjungnya mencapai ribuan orang. Luweng Pedes kini memiliki 4 cabang di Malang dan Yogyakarta.
Naim mengaku, kunci dia meraih kesuksesan adalah orang tuanya. Dia mengatakan, selalu memprioritaskan orang tuanya.
"Tiap buka usaha, kuncinya satu, pusaka saya yaitu orang tua saya. Saya selalu minta restu, doa orang tua. Kalau ada meeting dengan orang penting pun, kalau ibu atau bapak saya telpon, saya langsung stop, minta izin untuk terima telpon. Enggak dikasih proyek enggak apa-apa, yang penting orang tua saya senang. Itu kuncinya," tuturnya.
Artikel ini telah terbit di halaman iNews.id dengan judul Kisah Mantan Tukang Sol Sepatu Jadi Juragan Hotel hingga Rumah Makan, Kuncinya Orang Tua
Editor : Odi Siregar