Taufik mengungkapkan guna mencapai target Dinas Kesehatan telah melakukan upaya-upaya. Selain membuka layanan di setiap Faskes khususnya Puskesmas, pihaknya juga langsung menjemput bola dengan mendatangi PAUD dan sekolah TK yang ada di Kota Medan melaksanakan Sub Pin Polio. Namun demikan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui pentingnya Sub Pin Polio, sehingga di lokasi tersebut kami sosialisasi sembari memberikan edukasi kepada masyarakat.
"Banyak ditemukan di lapangan, masyarakat belum tahu pentingnya arti vaksin polio. Sehingga mereka menyampaikan anaknya sudah di vaksin di dokter spesial ataupun rumah sakit tempat anaknya di vaksin rutin. Ini salah satu kendala yang terjadi dilapangan," terangnya.
Kadinkes menambahkan, upaya yang telah dan akan terus dilakukan adalah bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia dan rumah -rumah sakit swasta yang terdapat dokter spesialis anak untuk dapat melakukan tetes polio terhadap anak. Sebab banyak anak usia 0-59 bulan yang datang ke dokter spesial di rumah sakit swasta, sehingga kita minta dokternya untuk melakukan tetes Polio terhadap anak tersebut.
"Bahkan kita juga libatkan organisasi profesi seperti IDI, IDA dan Bidan serta organisasi sosial Lions club agar dapat membantu kita untuk memberikan tetes polio kepada anak dari etnis Tionghoa. Artinya kita meminta Lions club untuk dapat mensosialisasikan kepada orang tua sehingga anaknya mau di imunisasi. Apalagi sampai saat ini imunisasi polio belum ada efek sampingnya," ungkapnya.
Taufik juga menyampaikan upaya lain yang telah dilakukan Dinkes adalah melakukan pelaksanaan Sub Pin Polio di pusat perbelanjaan dan sweeping ke rumah - rumah warga. Bahkan door to door dilakukan di saat malam hari sebab banyak ditemukan siang hari kondisi rumah kosong karena orang tua si anak bekerja ataupun mempunyai kesibukan lainnya.
Editor : Jafar Sembiring