Walaupun begitu, penerapan nilai-nilai tersebut tidak mudah untuk diwujudkan. Saat ini, terjadi krisis Pancasila di kalangan pemuda. Ideologi bukan lagi sebuah urgensitas. Banyak pula pemuda yang kurang memahami nilai-nilai Pancasila itu sendiri dan kurang bangga dengan Pancasila.
Terutama di era digital, sikap individualisme dan anti sosial meningkat dengan pesat. Dengan literasi digital yang rendah, hoax tersebar lebih mudah. Maka dari itu, nilai Pancasila perlu ditanamkan untuk menciptakan pemuda berkarakter Pancasila di era digital.
Menurut Evri, untuk mencapai tujuan tersebut, pendekatan struktural perlu ditingkatkan di seluruh tingkatan masyarakat. Program literasi digital, peningkatan SDM, dan peningkatan infrastruktur harus dilaksanakan secara konsisten.
Saat ini, KPI terus meningkatkan dan memperbaiki kinerja di bidang penyiaran. Namun, tentu masing-masing individu juga harus menumbuhkan kesadaran pribadi untuk meningkatkan literasi digital, termasuk kesopanan dalam berinteraksi di media sosial.
Direktur Prisma Cendekia Nusantara, Sirajuddin Arridho, M.Si, menjelaskan jika minat baca masyarakat Indonesia masih di nilai 0,001. Apabila dibandingkan, hanya 1 dari 1000 orang yang minat membaca.
Editor : Ismail