"Proyeksi ekonomi oleh FOMC dan konferensi pers The FED turut akan menentukan pergerakan pasar kedepan. Agenda ekonomi penting tersebut akan diambil pada hari kamis mendatang, sehingga baru akan memberikan pergerakan kinerja yang cukup besar bagi pasar keuangan domestik menjelang akhir pekan nantinya," katanya di Medan, Senin (12/12/2022).
Gunawan menjelaskan, menjelang perdagangan, sejumlah data penting seperti PDB, Ketenagkerjaan hingga inflasi di beberapa Negara Eropa akan turut menggerakan pasar keuangan di Tanah Air. Sejauh ini ekspektasi dari kenaikan laju inflasi, pertumbuhan ekonomi di Jerman dan lnggris diperkirakan akan membaik.
Hanya inflasi di AS yang diperkirakan akan memburuk meskipun inflasi intinya diperkirakan akan membaik. Sementara itu, dari Tanah Air akan ada rilis data penjualan mobil dan kendaraan bermotor, ditambah dengan rilis neraca perdagangan yang akan lebih kecil dari realisasi sebelumnya 5.67 miliar. Meskipun tetap surplus, namun potensi surplus yang mengecil diproyeksikan akan terjadi pada bulan November.
"Baik laju impor dan ekspor diproyeksikan mengalami penurunan sehingga surplus neraca perdagangan mengecil. Tentu ini terkait dengan semuanya. Saya memperkirakan bahwa IHSG masih rawan terkoreksi, dengan posisi support ada di level 6.600. Sementara untuk mata uang Rupiah berpeluang ditransaksikan dalam rentang 15.500 hingga 15.650 per US Dolar, serta untuk harga emas, masih akan berkonsolidasi dikisaran $1.800 per ons troy," jelasnya.
Lebih lanjut, laju fluktuasi pada kinerja pasar keuangan selama sepekan kedepan akan meningkat tajam, sebelum akhirnya akan diperdagangkan sideways hingga penutupan akhir tahun 2022 ini. Kinerja pasar keuangan sendiri masih diselimuti ketidakpastian.
Editor : Odi Siregar