get app
inews
Aa Text
Read Next : 4 Tokoh Nasional Ini Anak Tentara Ikut Terlibat Produksi Film Anak Kolong, Siapa Saja Mereka?

Wakil Ketua Umum FKPPI Dukung Pembuatan Film Kisah Anak Kolong

Jum'at, 04 November 2022 | 13:15 WIB
header img
Wakil Ketua Umum FKPPI Bambang Soesatyo (tengah) saat menerima produser film Anak Kolong. Foto: Ist

JAKARTA, iNewsMedan.id - Wakil Ketua Umum FKPPI Bambang Soesatyo mendukung produksi film Anak Kolong yang mengisahkan kehidupan anak tentara yang tinggal di dalam asrama.
 
Berbagai tokoh perfilman akan terlibat di dalamnya, antara lain Rudy Salim sebagai produser, yang juga pernah memproduseri berbagai film bersama Raffi Ahmad.

Hal ini disampaikanna usai menerima pengurus FKPPI yang akan memproduksi film 'Anak Kolong', di Jakarta, Jumat (4/11/22).

Pengurus FKPPI yang hadir antara lain, Mohammad Sholahuddin, Bambang Dirgantoro, Agustinus Sitorus, Bambang Mukti Nugroho, Hendra, Hery Haryanto Azumi, dan Aji Prabowo.

Dia menjelaskan, penulis skenario film 'Anak Kolong' dipercayakan kepada Armantono. Sejak tahun 1990 hingga sekarang telah menulis berbagai skenario film cerita maupun drama televisi, antara lain 'Virgin' (2004) dan 'Hafalan Shalat Delisa' (2011). 

Armantono juga menulis skenario film Malaysia yaitu 'Lagenda Budak Setan' (2011) dan 'Ombak Rindu' (2012) yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama.

"Film 'Anak Kolong' menceritakan pesan moral, perjuangan hidup, hingga pentingnya menjaga pluralisme dalam kebangsaan. Ada lima karakter tokoh yang terdapat di dalam film 'Anak Kolong', dengan latar belakang berbeda. 

Tokoh utamanya, Arya, merupakan anak seorang prajurit AD dengan kehidupan yang serba pas-pasan. Ia mempunyai 2 orang adik yang tinggal di salah satu asrama dengan ukuran yang serba pas-pasan juga. 

Arya mendapat didikan disiplin dari ayahnya yang merupakan seorang prajurit, hingga akhirnya ia berhasil menyelesaikan lulusan akademi militer dengan predikat terbaik.

Anak Kolong merupakan sebutan dalam bahasa sehari-hari untuk anak tentara atau anak yang besar di asrama tentara. Istilah ini telah dipakai sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia. Asal usul istilah ini berasal dari keadaan tangsi anggota KNIL yang sangat memprihatinkan.  

"Tentara yang berkeluarga ditempatkan pada asrama dengan ukuran kecil dan berhimpitan. Karena kecilnya ruangan, seringkali tidak cukup untuk ditempati lebih dari satu tempat tidur," ujarnya. 

Akibatnya anak-anak terpaksa tidur di bagian bawah dipan atau kolong. Dari sinilah muncul istilah tersebut. Karena itu kehadiran film ini sangat penting, dan pasti akan mendapatkan sambutan meriah, khususnya dari keluarga besar TNI-Polri dan juga anak-anak kolong.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut