Dana Mengendap di Bank Rp35,4 Triliun, Gubsu Minta Pemerintah Percepat APBD 2022

Namun, Doddy juga mengingatkan Pemprov Sumut soal tren peningkatan tekanan inflasi tahunan ke depan. Berdasarkan data Juli 2022, inflasi Sumut sebesar 5,62 persen (yoy) sehingga harus diwaspadai karena telah melampaui sasaran inflasi nasional 3 persen ± 1 persen. Penyebab utama peningkatan tekanan inflasi Sumut adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dan kelompok transportasi.
"Secara disagregasi, kelompok pangan menjadi penyumbang utama tekanan inflasi tahunan Juli 2022 dengan andil sebesar 2,83 persen (yoy) diikuti kelompok core inflation dengan andil 1,85 persen (yoy) dan kelompok administered price dengan andil 1,07 persen (yoy)," ujarnya.
Doddy mengungkapkan, Kota Medan dengan pangsa inflasi mencapai 84,60 persen terhadap total inflasi Sumut mengalami tekanan inflasi tahunan Juli 2022 yang cukup tinggi sebesar 5,45 persen (yoy).
Empat kota lainnya terpantau mengalami tren peningkatan tekanan inflasi tahunan Juli 2022, yaitu Gunungsitoli sebesar 7,80 persen (yoy), Padangsidimpuan sebesar 7,15 persen (yoy), Sibolga sebesar 6,98 persen (yoy), dan Pematangsiantar sebesar 5,78 persen (yoy)," terangnya.
Lebih lanjut, Plt Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sumut Heru Pudyo Nugroho menyoroti belanja pemerintah yang sampai saat ini perlu dioptimalkan, yakni pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumut kuartal II 2022 pada pengeluaran konsumsi pemerintah yang masih rendah yakni -0,01 persen (yoy).
"Secara agregat belanja Pemda di wilayah Sumut sebesar 33,86 persen dari pagu Pemda. Saya minta segera mengakselerasi belanja pada semester II ini. Persentase realisasi belanja APBD per-Pemda sampai dengan 31 Juli 2022 itu terendah pada Kota Medan yang hanya 1,1 persen, Kota Pematangsiantar 1,3 persen, Nias Barat 17,7 persen, Kota Gunungsitoli 18,4 persen dan Labuhanbatu 19,4 persen," pungkasnya.
Editor : Jafar Sembiring