"Komoditas cabai merah menjadi faktor utama pembentukan inflasi di Sumatera Utara pada bulan Juni 2022 disebabkan oleh menurunnya pasokan cabai merah dari dalam dan luar Sumatera Utara sebagai dampak gangguan cuaca sehingga mendorong kenaikan harga komoditas tersebut," tuturnya didampingi Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut, Azka Subhan.
Selain komoditas cabai merah, beberapa komoditas lain seperti minyak goreng, daging sapi, telur ayam, bawang merah, dan beras mencatatkan harga di atas range maupun rata-rata harga 3 tahun terakhir.
"Pada Juli 2022, inflasi Sumut, baik secara bulanan maupun tahunan diprakirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi tersebut diprakirakan dipengaruhi oleh masih tingginya curah hujan dan peningkatan sifat hujan di bulan Juli yang berpotensi mempengaruhi produktivitas sebagian komoditas, berlanjutnya kenaikan harga pupuk dan pakan ternak, tarif angkutan udara yang diprakirakan masih tinggi seiring dengan perkembangan harga avtur yang masih tinggi serta dampak kenaikan tarif listrik dan harga elpiji non subsidi," ungkapnya.
Namun di sisi lain, normalisasi konsumsi masyarakat disertai upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Utara dalam memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi serta dukungan kebijakan Pemerintah diprakirakan dapat menahan tekanan inflasi lebih lanjut.
"Berbagai upaya terus dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara bersama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, salah satunya melalui penyelenggaraan operasi pasar murah. Selain itu, pengembangan serta penggunaan pupuk organik juga akan terus didorong guna menekan biaya produksi di tengah kondisi kenaikan harga pupuk dunia," ungkapnya.
Editor : Jafar Sembiring