KEMUDAHAN warga negara dalam memiliki senjata api menjadi salah satu penyebab terjadinya kasus penembakan di suatu negara. Kemudian, kasus penembakan juga menimbulkan banyak korban jiwa.
Mengutip informasi dari World Population Review, pada 2019 terdapat lebih dari 250.000 orang tewas di seluruh dunia akibat senjata api. Hampir 71% kematian akibat senjata api adalah pembunuhan, sekitar 21% adalah bunuh diri, dan 8% adalah kecelakaan terkait senjata api yang tidak disengaja.
Dari jumlah kematian tersebut, mayoritas terjadi di Brasil, Amerika Serikat, Venezuela, Meksiko, India, dan Kolombia.
Diolah dari berbagai sumber, berikut ini daftar negara yang paling sering terjadi kasus penembakan, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber pada Kamis (7/7/2022) :
Brasil
Pada 2020, angka pembunuhan di Brasil naik sebanyak 4% dengan 50.033 orang tewas menurut Reuters dalam Buku Tahunan Keamanan Publik Brasil. Selain itu, polisi Brasil telah membunuh sebanyak 6.416 orang, naik 0,3% dari angka di tahun sebelumnya.
Brasil sebenarnya memiliki peraturan perundangan-undangan yang mengatur tentang penggunaan senjata. Undang-undang tersebut dikeluarkan pada 2003 dan mengatur tentang perlucutan senjata. Aturan ini juga meliputi perizinan kepemilikan senjata dengan syarat usia minimum, pemeriksaan latar belakang, serta lisensi izin yang diperbarui setiap lima tahun sekali.
Namun, peraturan tersebut tidak sepenuhnya dijalankan dengan baik. Oleh karena itu kasus penembakan sering terjadi di Brasil. Total kematian di Brasil akibat senjata api pada 2019 sebesar 49,4%.
Amerika Serikat
Jumlah kematian karena senjata api di Amerika Serikat (AS) mencapai 37%, pada 2019. Penggunaan senjata api yang dilonggarkan di AS membuat kasus penembakan di negara ini sangat tinggi. Baru baru ini kasus penembakan terjadi di SD Robb di Kota Uvalde, Texas Selatan.
Peristiwa yang terjadi pada 1 Juni 2022 lalu ini menyebabkan 21 orang tewas. Sebanyak 19 di antaranya merupakan anak-anak. Kepolisian AS mengungkapkan, asus pembunuhan ini dipicu cuaca yang lebih hangat. Cuaca yang lebih hangat atau panas ini membuat suhu tubuh menjadi tinggi dan menimbulkan emosi.
Pada 2020, profesor kebijakan kesehatan di Harvard TH Chan School of Public Health, David Hemenway, bersama dengan Paul Reeping yang merupakan mahasiswa bimbingannya, menulis makalah di Injury Epidemiology tentang hubungan antara suhu panas dengan angka kejahatan yang tinggi. Makalah ini menemukan, suhu 10 derajat Celsius secara signifikan dikaitkan dengan 34% penembakan yang terjadi pada hari kerja. Kemudian pada hari libur atau akhir pekan, penembakan meningkat menjadi 42%.
Venezuela
Venezuela adalah salah satu negara dengan tingkat kematian tinggi akibat penggunaan senjata. Pada 2019, Venezuela menyumbang 28,5% dari total kasus kematian akibat senjata api di seluruh dunia.
Regulasi mengenai penggunaan senjata di negara tersebut dikategorikan restriktif. Akan tetapi, negara ini menghadapi krisis politik di bawah pemerintahan sosialis pimpinan Nicolas Maduro. Situasi ekonomi juga memburuk dan tingkat kejahatan cukup tinggi.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Observatory of Venezuelan Violence (OVV), jumlah pembunuhan di Venezuela 11.081 pada 2021, atau 40,9 per 100.000 penduduk. OVV merinci, salah satunya adalah kematian akibat kekerasan yang disebabkan oleh geng kriminal (11,5 per 100.000 penduduk).
Sedangkan berdasarkan Daftar Pantauan Darurat IRC (International Rescue Committee), ketika bentrokan antara pasukan nasional dan kelompok kriminal meningkat di wilayah perbatasan, kekerasan tetap menjadi salah satu risiko utama bagi rakyat Venezuela. (Diolah dari berbagai sumber/Litbang MPI/Septi Kurnia)
Editor : Odi Siregar