JAKARTA, iNews.id - Mitsuyuki Tanaka merupakan prajurit Jepang di masa Perang Dunia II yang ikut berperang untuk kemerdekaan Republik Indonesia.
Mitsuyuki Tanaka dulu seorang prajurit tentara Jepang. Namun, pada tahun 1945, Jepang menyerah pada sekutu. Hal ini berefek pada nasib para tentara, banyak tentara Jepang yang menyerahkan diri ke sekutu, menjadi tawanan perang atau melakukan harakiri.
Namun, Mitsuyuki Tanaka memilih jalan lain, dia berbelok dan berpihak kepada pejuang Indonesia dengan bergabung dengan tentara Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Dilihat dari kanal YouTube Bagus Priyana Magelan, Mitsuyuki Tanaka merupakan pria kelahiran 10 Oktober 1921. Tanaka lahir di desa kecil di Jepang bernama Kiyomimura, Provinsi Gifu. Dia merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara. Uniknya, Tanaka lahir merupakan keturunan samurai.
Di usia 18 tahun, Tanaka menikahi istrinya Tomiko Yano. Pernikahan itu dilakukan sebelum dia bergabung dunia militer. Karirnya di militer dimulai sejak usia 18 tahun. Dia ikut program wajib militer.
Singkat cerita, pada tahun 1940, Tanaka mendapat tugas di Hindia Belanda. Dua tahun kemudian, Tanaka mendapat tugas sebagai pelatih Jibatukai.
Jibatukai merupakan pasukan yang diisi orang dari berbagai profesi seperti guru hingga tukang. Pasukan ini bertugaas membantu pasukan inti Jepang saat perang. Hingga tahun 1945, Tanaka ditempa menjadi tentara yang kuat dan berpengalaman.
Namun, dia jatuh pada 1945 ketika sekutu melakukan serangan bom di Hiroshima dan Nagasaki. Jepang jatuh, runtuh. Rekan-rekannya memilih menyerah ke sekutu bahkan melakukan harakiri (bunuh diri).
Sementara itu, Tanaka memilih bergabung ke BKR yang merupakan cikal dari TNI. Alasannya, dia ingin membalas sekutu yang telah menghancurkan negaranya, Jepang.
Langkah Tanaka ternyata tak semulus impiannya. Kali pertama bergabung di BKR, dia menjadi omongan sesama anggota BKR. Dia bahkan tak pantas membela Indonesia karena merupakan mantan penjajah.
Namun, seiring berjalannya waktu, Tanaka membuktikan jika hal itu salah. Dengan segudang pengalaman, Tanaka ikut melatih para pejuang Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menggunakan senjata hingga latihan perang.
Hal ini ternyata meningkatkan kapasitas tentara KBR yang dulunya belum pernah mendapatkan pendidikan militer sekalipun.
Momen pembuktian Tanaka terjadi pada 25 September 1945. Dilansir dari sejarah-tni.mil, saat itu, BKR, rakyat sipil dan pemuda Magelang menggelar upacara Pengibaran Bendera Merah Putih di Gunung Tidar, ini dilakukan sebagai tanda kebulatan tekad rakyat Magelang untuk menegakkan kemerdekaan negaranya.
Ratusan rakyat Magelang, termasuk pemuda dan pelajarnya, berbondong-bondong mendaki Gunung Tidar dari berbagai penjuru. Tujuan mereka adalah untuk mengikuti upacara Pengibaran Bendera Merah Putih di Puncak Gunung Tidar.
Pukul 06.00 WIB pengerekan bendera dimulai sambil diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Saat peserta upacara turun dari Gunung Tidar tiba-tiba terjadi penembakan oleh serdadu Jepang yang bermarkas di Gedung HCS Jalan Tidar dan menewaskan empat korban dari rakyat.
Dalam peristiwa itu, Tanaka tak segan membalas serangan dari tentara yang merupakan saudara sebangsanya sendiri.
Editor : Odi Siregar