MEDAN, iNewsMedan.id - Bencana banjir yang melanda Kota Medan dan sekitarnya meninggalkan kisah pilu, di mana ribuan warga terpaksa berjuang tanpa bantuan logistik. Hal ini terungkap dari aksi penyaluran bantuan oleh Kerajaan Kejuruan Metar Bilad Deli yang melaporkan adanya insiden pencegatan mobil relawan oleh warga yang putus asa akibat kelaparan.
Total 2.800 paket makanan siap saji telah didistribusikan oleh Kerajaan Kejuruan Metar Bilad Deli bersama sejumlah komunitas dan relawan selama tiga hari berturut-turut ke berbagai titik di Medan yang dinilai masih minim sentuhan bantuan pemerintah.
Inisiator #UMKM NAIK LEVEL, Agung Indra Syahputra, mengatakan aksi ini dilakukan karena banyak wilayah yang terendam banjir sama sekali belum menerima logistik sejak hari pertama.
“Ini bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat terdampak banjir. Banyak daerah yang benar-benar terisolasi dan tidak tersentuh bantuan pemerintah, baik Pemko, kecamatan sampai kepling,” ujarnya.
Agung menceritakan bahwa di lapangan, tim Metar Peduli Banjir beberapa kali menghadapi situasi berbahaya. Warga yang putus asa sempat menghadang mobil relawan karena kelaparan dan tidak mendapatkan bantuan apa pun dari pihak berwenang.
“Dua hari berturut-turut kami diberhentikan paksa oleh warga. Mereka sudah lama tidak menerima bantuan apa pun. Listrik mati, makanan tidak ada. Mereka hampir menjarah mobil kami,” ungkapnya.
Menurut Agung, penyaluran akan terus diperluas karena banyak warga yang hingga kini masih kesulitan mendapatkan bantuan makanan dan air bersih.
“InsyaAllah program ini terus kami jalankan. Masih banyak lokasi yang belum menerima bantuan apa-apa sejak banjir terjadi,” katanya.
Ia memaparkan, tim relawan menyusuri kawasan pengungsian Kota Bangun (Medan Deli) dan permukiman di Jalan Pasar 2 Barat Marelan pada hari pertama. Kondisi serupa ditemui pada hari kedua di Batang Kilat dan MTs Alwashliyah Pajak Rambe Medan Labuhan. Kemudian, pada hari ketiga, bantuan digerakkan menuju Griya Martubung 1 dan Tangkahan, dilanjutkan ke Hamparan Perak, Pasar 5 Terjun Marelan, hingga Kelurahan Andansari.
Agung turut menyebut banyak warga, termasuk lansia dan anak-anak, yang berada dalam kondisi sangat memprihatinkan.
“Ada yang bajunya tinggal di badan saja. Anak-anak minta susu, nenek-nenek pun ada yang minta susu. Banyak yang benar-benar tidak punya apa-apa lagi,” ujarnya.
Selain makanan, kebutuhan darurat yang paling mendesak, menurut Agung, adalah air bersih dan obat-obatan.
“Air bersih itu sangat-sangat diperlukan. Banyak yang tidak punya akses. Ada lansia yang bilang sudah dua hari tidak makan dan cuma minta obat,” katanya.
Agung juga mengkritik lemahnya pendataan dan koordinasi pemerintah di tingkat bawah. Ia menyebut sejumlah kepala lingkungan (kepling) yang ditemui justru mengaku tidak mendapatkan instruksi atau data dari atasan.
“Pemerintah punya camat, lurah, kepling. Seharusnya semua sudah ter-cover. Tapi ketika ditanya, kepling bilang dari atasan tidak ada. Apakah harus menunggu dicambuk dulu baru bergerak?” katanya.
Lebih lanjut, ia menilai bencana kali ini harus menjadi refleksi untuk memperbaiki pengelolaan lingkungan, khususnya terkait sampah dan penebangan pohon.
“Pelajarannya jangan buang sampah sembarangan, jangan merusak lingkungan. Kita lihat di Tapsel, banyak pohon ditebang, dan itu memicu bencana besar,” ungkapnya.
Dalam aksi kemanusiaan ini, Kerajaan Kejuruan Metar Bilad Deli melibatkan berbagai komunitas, mulai dari LAZIS Albilad, Badjoe, Indonesian Pride, Kedan Uwak, TBM Group, #UMKM Naik Level, KSU Artamandiri, hingga Alia farm yang berbasis di Singapura.
Meskipun banyak pihak menawarkan donasi dalam bentuk uang, Agung menegaskan bahwa ia belum mau menampung dana tersebut.
“Banyak yang mau menitipkan dana, tapi saya ingin mereka datang dan ikut turun langsung. Ajak relawan, ajak bidan, siapa pun. Biar mereka lihat sendiri kondisi di lapangan,” ujar Agung.
Metar Peduli Banjir berkomitmen akan terus bergerak hingga kondisi benar-benar pulih dan warga tidak lagi kesulitan mengakses bantuan.
“Kami lanjut sampai benar-benar kondusif. Selagi masyarakat masih terdampak, kami tetap turun,” tegasnya.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait
