MEDAN, iNewsMedan.id - Kehadiran layanan transportasi digital Bajaj Maxride di Kota Medan selama satu tahun terakhir tidak hanya menawarkan alternatif mobilitas baru, tetapi juga membuka lapangan kerja yang signifikan di tengah tingginya angka pengangguran terbuka. Sejak mulai beroperasi di Medan, layanan roda tiga legendaris yang kini bertransformasi menjadi kendaraan ramah lingkungan berbasis aplikasi ini telah merekrut lebih dari 1.500 driver.
Transformasi layanan Bajaj Maxride yang diluncurkan pertama kali di Makassar pada 2023 ini disambut antusias warga Medan. Maxride mencatat dampak ekonomi yang stabil bagi mitranya. Sejak beroperasi di Medan pada 20 November 2024, rata-rata pendapatan mitra mencapai Rp900.000 per minggu, dan ratusan driver kini telah memiliki unit Bajaj pribadi.
General Manager PT Max Auto dan Maxride Indonesia, Antonio Gratiano, menjelaskan bahwa ekspansi layanan di Indonesia terus berjalan.
"Maxride pertama kali beroperasi di Makassar pada 2023. Hingga 2025, layanan ini telah merambah Pulau Jawa, Pekanbaru, dan sejumlah kota lain dengan total 3.200 driver di seluruh Indonesia," kata Antonio dalam Media Gathering Peringatan 1 Tahun Bajaj Maxride Medan, Selasa (25/11/2025).
Secara nasional, aplikasi Maxride telah mencatat lebih dari satu juta unduhan dan 14 juta kilometer perjalanan. Di Medan sendiri, aplikasi ini telah diunduh oleh lebih dari 600.000 warga dengan total jarak operasional mencapai 350.000 kilometer.
Maxride juga menyiapkan rencana besar dengan membangun pabrik Bajaj di Indonesia pada akhir 2025. Langkah ini akan mengakhiri impor unit dari India dan membuka peluang kemitraan leasing serta dealer baru.
“Di mana pun ada juragan yang minat beli Bajaj. Tahun 2026 kami siapkan strategi ekspansi lebih besar,” tambah Antonio.
Antusiasme juga terlihat dari para "juragan" atau pemilik armada yang berinvestasi, seperti Murni yang saat ini memiliki 10 unit Bajaj. Sementara itu, di tingkat mitra perorangan, salah satu top driver, Simson Situmorang, mencatat pendapatan fantastis hingga Rp21 juta dalam tiga bulan.
Head of Maxride Indonesia, Ricky, menekankan aspek pemberdayaan ekonomi dan sosial. "Orang-orang dengan keterbatasan pun bisa tetap bekerja. Cerita-cerita para driver justru membuat kami semakin termotivasi memperbesar dampak,” ujarnya.
Dukungan perlindungan sosial juga menjadi fokus. Perwakilan BPJS Ketenagakerjaan, Shreta, menyatakan bahwa sudah 200 driver Maxride terlindungi jaminan kecelakaan kerja dan kematian.
“Ada salah satu driver yang meninggal dunia karena sakit. Kami berikan santunan Rp43 juta serta Rp166 juta untuk beasiswa anaknya,” tutur Shreta, mengapresiasi kepedulian Maxride terhadap keberlangsungan keluarga driver.
Polresta Medan turut mengapresiasi ekosistem ini. Kanit Lantas Polresta Medan, Iqbal Jefri, menilai Maxride mampu mendorong roda perekonomian. “Semakin banyak lapangan kerja terbuka, semakin rendah potensi kriminalitas,” pungkasnya.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait
