Ia menambahkan, seorang politikus harus mampu membangun autokritik untuk menyelesaikan masalah, bukan malah merusak ideologis yang memunculkan 'kemiskinan ideologi' dan ketidakmampuan menghargai proses seorang pemimpin.
"Kita istilahkan dengan Kutu Loncat, tidak menghargai proses dan kerja keras yang telah dilakukan oleh seorang pendahulu pemimpin sehingga memaksakan diri untuk merebut kekuasaan padahal dirinya sendiri itu tidak sanggup. Jadi semua ini balik kepada integritas, apabila orang yang membesarkannya saja mudah dikhianati bagaimana dengan rakyat," ujarnya.
Sebagai akademisi, Bakhrul menilai Ijeck sebagai sosok pemimpin masa depan yang menjunjung tinggi etika dan integritas.
"Hal ini sudah terbukti, Bang Ijeck itu adalah pemimpin masa depan, di mana dia berdiri tidak pernah meninggalkan kejelekan apalagi sampai menjelekkan," ujarnya.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait