Kemarahan Rico kian memuncak ketika ia menuruni tangga dan mendapati dinding yang menghitam penuh debu dan sarang laba-laba. “Kalau kantor sendiri tidak bisa dibersihkan, bagaimana kita mau membersihkan kota?” sindirnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Kondisi makin parah saat ia mengecek ruangan lain yang berubah menjadi tempat penimbunan barang tak terpakai. Di bawah meja kerja, ia bahkan menemukan tumpukan kertas bekas yang dibiarkan begitu saja.
“Bu, ini parah sekali tempat kalian. Sama sekali tidak dirawat. Jangan karena letaknya di ujung kota, lalu dibiarkan seperti ini. Bayangkan, menata ruangan saja tidak bisa,” ujarnya dengan nada tinggi sambil menarik kotak berisi sampah kertas.
Rico menegaskan agar seluruh sampah segera dibersihkan dan kantor ditata ulang agar kembali layak sebagai tempat pelayanan publik. “Sepanjang saya keliling ke kelurahan, ini yang paling parah,” tandasnya.
Lurah Ladang Bambu hanya bisa menunduk dan mengakui kesalahannya. “Siap salah, Pak,” ucapnya lirih. Sebelum meninggalkan lokasi, Rico menegaskan agar kantor segera dibenahi sehingga bisa menjadi tempat yang bersih, nyaman, dan layak bagi masyarakat.
Editor : Ismail
Artikel Terkait