Festival ini telah memulai rangkaian acaranya pada Sabtu, 20 September 2025 di Avros Café Medan. Diskusi perdana ini membahas buku kumpulan puisi Dengung Tanah Goyah karya Iyut Fitra, penyair asal Payakumbuh, Sumatera Barat. Acara ini menghadirkan dua narasumber, Hasan Al Banna dan Seiska Handayani.
Menurut Hasan Al Banna, "Dengung" dalam judul buku tersebut merupakan metafora beban berat dalam kehidupan, sementara "tanah goyah" melambangkan keguncangan eksistensial. Ia menambahkan bahwa buku ini juga membawa nuansa "merantau" yang tidak hanya bermakna fisik, tetapi juga secara pemikiran.
Seiska Handayani, dalam pembacaannya, melihat bahwa "tanah goyah" tidak hanya mencerminkan kekecewaan terhadap situasi sosial, tetapi juga menyuarakan harapan. Ia menyebutkan, dalam banyak puisinya, sosok "ia" digambarkan sebagai tokoh yang ditinggalkan dan terombang-ambing di tengah dunia yang kacau.
Acara diskusi tersebut juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi dari dosen Fakultas Ilmu Budaya USU, AT. Arief, serta penampilan Titan Sadewo yang membacakan puisi dengan sentuhan beatbox.
Perwakilan dari Kementerian Kebudayaan, S. Metron Masdison, menyambut baik adanya kegiatan positif yang dilaksanakan oleh Ngobrol Buku.
"Kami mengapresiasi Komunitas Ngobrol Buku yang secara konsisten menghadirkan ruang diskusi dan apresiasi terhadap karya sastra," jelasnya.
Editor : Jafar Sembiring
