Sementara itu, dr. Brema Suranta Prakarsa Utama Pasaribu, Sp.BTKV, menyoroti keuntungan teknik operasi minimal invasif.
“Luka lebih kecil, risiko infeksi rendah, pasien pulih lebih cepat,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan dr. Syahroni Ibnu, Sp.BTKV(K), yang menekankan kesiapan MTMH memasuki era baru operasi jantung modern.
“MICS ini lompatan besar. Dengan tim terlatih dan fasilitas lengkap, kami siap memberikan layanan setara pusat jantung internasional,” katanya.
Tak hanya soal jantung, Prof. Dr. dr. Kiking Ritarwan, Sp.S(K), MKT menambahkan pentingnya keterkaitan layanan kardiologi dan neurologi. Menurutnya, deteksi dini jantung sangat berpengaruh pada pencegahan stroke.
Data Layanan Kardiovaskular
Kebutuhan layanan jantung di MTMH terus meningkat. Hingga Agustus 2025, tercatat 2.843 tindakan di CathLab, atau sudah lebih dari 70% dari capaian tahun 2024 yang mencapai 4.026 tindakan. Total sejak 2024 hingga Agustus 2025, ada 6.869 tindakan.
Untuk operasi jantung, MTMH telah melakukan 342 operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG), 15 tindakan Mitral Valve Replacement (MVR), serta memelopori 27 kasus operasi MICS. Teknik ini terbukti memberi manfaat besar: nyeri lebih ringan, rawat inap singkat, dan pemulihan cepat.
Selain kardiologi, MTMH juga menjadi rujukan utama penanganan stroke. Tahun 2024 tercatat 2.518 kasus stroke ditangani, dan hingga Agustus 2025 sudah mencapai 1.174 kasus. Konsistensi ini mengantarkan MTMH meraih Diamond Status Angels Award, penghargaan internasional tertinggi di bidang penanganan stroke.
Dengan kombinasi layanan CathLab modern, operasi terbuka, dan teknik MICS, MTMH kini tampil sebagai rumah sakit dengan layanan kardiovaskular paling lengkap di Sumatera Utara. Pencapaian ini meneguhkan Medan sebagai salah satu pusat layanan jantung berkelas internasional di Indonesia.
Editor : Ismail
Artikel Terkait
