Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kementerian Pariwisata, Ika Kusuma Permana Sari, menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat desa wisata berbasis keberlanjutan. “Green tourism bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan. Dengan kemampuan mengelola bisnis yang ramah lingkungan dan keuangan yang teratur, UMKM desa wisata akan mampu bersaing, tumbuh sehat, dan memberi manfaat bagi lingkungan sekitar,” katanya.
Dari sisi pemberdayaan ekonomi, Bank Indonesia melihat bahwa literasi keuangan merupakan faktor penting untuk memastikan keberlanjutan usaha. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Rudy Brando Hutabarat, menuturkan bahwa Langkat memiliki potensi besar sebagai destinasi ekowisata yang dikenal hingga turis mancanegara.
Untuk mempertahankannya, inovasi praktik pariwisata berkelanjutan penting dilakukan. Bank Indonesia sebagai institusi yang berkomitmen mendukung stabilitas sistem keuangan secara inklusif, siap mendukung untuk memberikan kontribusi nyata dalam dalam penguatan kapasitas UMKM, digitalisasi, dan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan.
"hal tersebut juga dilakukan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi ke arah 8% dan Program Asta Cita 6 membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi," jelasnya.
Lebih dari sekadar pelatihan, program ini akan diikuti dengan pendampingan usaha pasca pelatihan selama satu bulan untuk memastikan penerapan prinsip-prinsip pariwisata hijau dalam kegiatan bisnis peserta. Model kolaborasi ini diharapkan dapat direplikasi di desa wisata lainnya, memperkuat ekosistem pariwisata lokal, dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya SDG 5 (Kesetaraan Gender), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), serta SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
Pelatihan ini diharapkan dapat menandai sinergi awal antara pemerintah, lembaga internasional, Bank Indonesia, dan organisasi pendamping lokal untuk bersama-sama mendukung pengembangan pariwisata hijau di Sumatera Utara guna mempertahankan Langkat sebagai paru-paru dunia dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Editor : Chris
Artikel Terkait