Pada malam ketiga, Abu Hurairah berjaga dengan kewaspadaan superketat. Setelah dua kali dibohongi, tekadnya bulat untuk tidak melepaskan pencuri itu lagi jika berhasil ditangkap. Hatinya sudah diliputi kekesalan, tidak sabar menunggu kedatangan si pencuri.
Malam semakin larut dan jalanan sunyi, tiba-tiba sesosok bayangan muncul mendekati tumpukan makanan. "Nah, benar juga, ia datang lagi!" pikir Abu Hurairah.
Tak lama kemudian, si pencuri bertekuk lutut di hadapan Abu Hurairah dengan wajah ketakutan. Abu Hurairah menatap tajam, melihat ada kepura-puraan pada gerak-geriknya.
"Kali ini kau pasti kuadukan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam! Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi, tapi ternyata kau kembali juga!" tegas Abu Hurairah, mencengkeram erat si pencuri.
Dengan putus asa, si pencuri berkata, "Lepaskan aku, akan saya ajari tuan beberapa kalimat yang sangat berguna."
Rasa penasaran Abu Hurairah pun muncul. "Kalimat-kalimat apakah itu?" tanyanya.
"Bila tuan hendak tidur, bacalah Ayat Kursi: Allahu Laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuum … dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tidak akan ada setan yang berani mendekati tuan sampai pagi," jelas si pencuri.
Mendengar manfaat besar dari kalimat tersebut, naluri keilmuan Abu Hurairah lebih mendominasi daripada tugasnya sebagai penjaga gudang. Ia pun melepaskan pencuri itu.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait