Minat Nailah terhadap dunia STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) semakin dalam ketika ia terpilih mengikuti pembinaan intensif selama 10 bulan di Taman Sains Beasiswa Indonesia Maju di Jakarta. Bersama 48 peserta lainnya dari SMA terbaik se-Indonesia, ia belajar berbagai mata pelajaran tingkat lanjut seperti Synthetic Biology dan Engineering for Physics. Nailah bahkan mengembangkan proyek robot pembersih sungai yang diberi nama SungaiSaverBot, sebagai bentuk kepeduliannya terhadap pencemaran air.
“Indonesia itu kaya, tapi kita masih punya banyak masalah lingkungan: pencemaran air, deforestasi, sampah. Saya ingin jadi bagian dari solusi,” tegas anak pertama pasangan Miswan dan Verawati ini.
Baginya, kuliah bukan sekadar soal gelar. “Ilmu yang saya pelajari kelak adalah alat perjuangan saya untuk menjawab tantangan lingkungan di tanah air, dengan pendekatan ilmiah yang berkelanjutan tapi tetap relevan secara sosial,” ujarnya mantap.
Nilai-nilai disiplin dan semangat juang yang ia dapat dari keluarga militer turut membentuk karakter Nailah hari ini. “Ayah saya selalu menanamkan bahwa mimpi tinggi harus dibarengi kerja keras dan tanggung jawab. Itu yang saya pegang,” ucapnya.
Kini, sambil bersiap terbang ke Belanda, Nailah membawa harapan besar untuk Indonesia. Ia ingin menjadi contoh bahwa anak-anak dari daerah, dari latar belakang apa pun, bisa bersaing di panggung dunia—asal mau bermimpi dan terus berjuang.
“Saya ingin kisah ini bisa menyemangati teman-teman lain di seluruh Indonesia. Kita semua punya potensi untuk membawa perubahan, dimulai dari berani bermimpi dan melangkah,” pungkasnya.
Editor : Ismail
Artikel Terkait