Dari Rumah Bintara ke 23 Kampus Dunia: Kisah Inspiratif Nai’lah Menembus Batas

Ismail
Dari Rumah Bintara ke 23 Kampus Dunia: Kisah Inspiratif Nai’lah Menembus Batas. Foto: Istimewa

MEDAN, iNewsMedan.id — Dari kota kecil di pesisir barat Sumatera Utara, seorang siswi SMA Negeri 1 Matauli Pandan mencatatkan prestasi luar biasa yang membanggakan. Dialah Nai’lah Safa Az-Zahra, putri dari seorang Bintara TNI Angkatan Udara, yang berhasil menembus 23 kampus top dunia di lima negara sekaligus—Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, dan Belanda. Tak hanya itu, Nailah juga resmi menjadi penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) untuk menempuh studi Environmental Sciences di Wageningen University & Research, Belanda, salah satu kampus terbaik dunia di bidang ilmu lingkungan.

“Sejak SMP, saya sudah punya tekad untuk kuliah di luar negeri,” kata Nailah, mengingat kembali awal mula perjalanannya. Tekad itu ia buktikan lewat deretan prestasi nasional hingga internasional yang berhasil ia raih selama bersekolah.

Di bidang akademik, Nailah mengoleksi medali perak dari berbagai olimpiade sains, antara lain di Sutomo World Education Expo 2023, National Education Day Science Olympiad, dan Pre-OSK Science Olympiad. Ia juga mendapat penghargaan internasional dari Malaysia lewat proyek inovatifnya mengubah sampah organik menjadi energi listrik.

Tak hanya unggul secara akademik, Nailah juga aktif mengembangkan diri lewat program internasional seperti AFS Global STEM Innovators, serta menjadi semi-finalis dalam dua program prestisius: Kennedy-Lugar Youth Exchange & Study (KL-YES) dan TechGirls Exchange Program 2024. “Pengalaman bertemu pelajar dari seluruh Indonesia dan dunia membuka mata saya. Saya belajar bahwa mimpi besar butuh jaringan, latihan, dan keberanian,” ujarnya.

Minat Nailah terhadap dunia STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) semakin dalam ketika ia terpilih mengikuti pembinaan intensif selama 10 bulan di Taman Sains Beasiswa Indonesia Maju di Jakarta. Bersama 48 peserta lainnya dari SMA terbaik se-Indonesia, ia belajar berbagai mata pelajaran tingkat lanjut seperti Synthetic Biology dan Engineering for Physics. Nailah bahkan mengembangkan proyek robot pembersih sungai yang diberi nama SungaiSaverBot, sebagai bentuk kepeduliannya terhadap pencemaran air.

“Indonesia itu kaya, tapi kita masih punya banyak masalah lingkungan: pencemaran air, deforestasi, sampah. Saya ingin jadi bagian dari solusi,” tegas anak pertama pasangan Miswan dan Verawati ini.

Baginya, kuliah bukan sekadar soal gelar. “Ilmu yang saya pelajari kelak adalah alat perjuangan saya untuk menjawab tantangan lingkungan di tanah air, dengan pendekatan ilmiah yang berkelanjutan tapi tetap relevan secara sosial,” ujarnya mantap.

Nilai-nilai disiplin dan semangat juang yang ia dapat dari keluarga militer turut membentuk karakter Nailah hari ini. “Ayah saya selalu menanamkan bahwa mimpi tinggi harus dibarengi kerja keras dan tanggung jawab. Itu yang saya pegang,” ucapnya.

Kini, sambil bersiap terbang ke Belanda, Nailah membawa harapan besar untuk Indonesia. Ia ingin menjadi contoh bahwa anak-anak dari daerah, dari latar belakang apa pun, bisa bersaing di panggung dunia—asal mau bermimpi dan terus berjuang.

“Saya ingin kisah ini bisa menyemangati teman-teman lain di seluruh Indonesia. Kita semua punya potensi untuk membawa perubahan, dimulai dari berani bermimpi dan melangkah,” pungkasnya.

Editor : Ismail

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network