DLHK Sumut bersama PETAI menargetkan perluasan sekolah lapang di berbagai kabupaten/kota dengan topik yang beragam, mencakup budidaya madu, pembibitan tanaman hutan, pertanian ramah lingkungan, serta penguatan kelembagaan KTH.
Kepala DLHK Sumut, Yuliani Siregar, menegaskan bahwa penguatan kapasitas teknis dan kewirausahaan kelompok tani hutan adalah fondasi utama dalam menjaga kelestarian hutan. “Program ini bukan hanya tentang produksi madu, tetapi bagaimana masyarakat melihat hutan sebagai sumber kehidupan yang perlu dijaga, sambil tetap memberi manfaat ekonomi,” kata Yuliani.
Program sekolah lapang ini membuktikan bahwa pengelolaan hutan lestari harus dibangun di atas kolaborasi solid antara pemerintah, organisasi non-pemerintah (NGO), dan masyarakat, serta berbasis pada potensi lokal dan kearifan komunitas. Melalui praktik budidaya lebah madu yang mendukung keanekaragaman hayati, masyarakat diajak menjadi garda depan dalam perlindungan hutan.
Di tengah tantangan krisis iklim global, inisiatif semacam ini menjadi contoh konkret upaya penurunan emisi yang berhasil menyatukan kepentingan ekologi dan ekonomi, memastikan hutan tetap lestari, dan kehidupan masyarakat tetap terjaga.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait