MEDAN, iNewsMedan.id - Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) melakukan kegiatan On-Site Monitoring dan Evaluasi Program Result Based Payment (RBP) Green Climate Fund (GCF) Output 2 di Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, mulai Senin (19/5) hingga Rabu (21/5), ini bertujuan untuk memantau langsung progres program konservasi dan pengurangan emisi karbon di wilayah tersebut.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara (DLHK Provsu) selaku penerima manfaat proyek, didampingi oleh Yayasan PETAI sebagai lembaga perantara, memfasilitasi proses monitoring ini.
Pada hari pertama, Kepala DLHK Provsu, Ir. Yuliani Siregar, MAP, menyampaikan capaian-capaian penting program yang telah berjalan sejak November 2024. "Proyek RBP ini diarahkan agar sejalan dengan program prioritas Gubernur Sumatera Utara, di mana yang menjadi kewenangan DLHK, di antaranya konservasi sumber daya alam dan pengurangan emisi karbon," kata Yuliani dalam keterangan resminya, Jumat (30/5/2025).
Direktur Eksekutif PETAI, Masrizal Saraan, S.Hut., M.Si, turut memaparkan progres kegiatan dan mengidentifikasi beberapa capaian awal sebagai indikator positif implementasi program. Capaian tersebut mencakup keterlibatan aktif masyarakat lokal, peningkatan kapasitas kelembagaan, serta integrasi pendekatan konservasi dengan pembangunan berkelanjutan.
Beberapa capaian kunci yang disoroti adalah tersusunnya 16 dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), 44 Komunitas Peduli Sampah (KPS) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang sedang dalam proses pengesahan. Selain itu, juga telah dihasilkan draf Rencana Aksi REDD+ Sumut, draf dokumen Forest Reference Emission Level (FREL) Sumut, draf Safeguard REDD+ Sumut, serta hasil analisis dan peta kerawanan kebakaran hutan dan lahan Sumut.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait