Dengan langkah ini, BUMDes tidak hanya menjadi penyedia ternak, tetapi naik kelas menjadi pelaku industri peternakan yang terintegrasi, dari hulu hingga hilir, dari desa hingga kota.
Perubahan yang digagas Supono bukan hanya soal ekonomi, tapi juga moral dan budaya. Ia secara terbuka memerangi praktik rentenir di desa, dan menyarankan warga untuk memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI. “Kita ingin ubah mindset warga. Usaha itu harus dimulai, dana yang ada digunakan dengan bijak,” tegasnya.
Riswan Gunawan, Kepala Unit BRI Kuala, menyampaikan dengan keyakinan bahwa Program Desa BRIlian memang dilahirkan untuk menumbuhkan potensi desa-desa seperti Bekiung. Melalui sinergi antara layanan keuangan BRI, penerapan teknologi digital, dan penguatan kelembagaan BUMDes, desa-desa yang dulu tertinggal kini mulai tumbuh menjadi kuat dan mandiri. Bekiung adalah salah satu contoh nyatanya, kini telah menjelma menjadi pusat inovasi sosial dan ekonomi yang menginspirasi dengan potensi utama pertanian dan peternakan.
"Jadi nanti, desa brilian tersebut selain Bumdes juga akan di bentuk cluster cluster usaha dan BRI akan memberi bantuan terhadap BUMDES dan cluster usaha tersebut," tutupnya.
Di balik semua pencapaian itu, berdiri sosok sederhana yang menjadi motor penggerak yaitu Supono. sebelumnya, ia mengemban amanah sebagai Ketua Forum BUMDes Kabupaten Langkat dan kini telah menjadi Ketua Forum BUMDes Sumatera Utara. Namun, jabatan tinggi tak membuatnya besar kepala. Ia tetap bersahaja, menyapa siapa saja dengan senyum tenang dan nada bicara yang pelan namun penuh makna.
“Kalau kita jujur, orang akan percaya. Program-program ini bisa berlanjut karena kepercayaan,” katanya, seolah ingin menegaskan bahwa di atas semua strategi dan inovasi, nilai kejujuran tetap menjadi fondasi yang tak tergantikan.
Langkah demi langkah, mimpi menjadikan Desa Bekiung sebagai sentra peternakan dan desa mandiri bukan lagi sekadar harapan. Bahan baku lokal telah dikelola dengan cerdas, proses produksi berjalan konsisten, dan pasar mulai terbuka, bahkan hingga ke jaringan hotel-hotel besar di kota. Masa depan memang belum selesai ditulis, tetapi satu hal telah nyata, dari desa kecil di pinggir Langkat ini, cahaya kemandirian telah menyala, menerangi jalan bagi desa-desa lain yang ingin bangkit dan berdikari.
Editor : Chris
Artikel Terkait