Penduduk desa melaporkan setidaknya ada 60 kematian akibat serangan harimau di daerah itu sejak April tahun lalu.
Biasanya para suami ini kembali ke wilayah tersebut dari kota-kota besar tempat mereka bekerja sebagai buruh migran.
Chatterjee mengatakan bekerja di hutan dapat menghasilkan hingga 700 rupee (7 poundsterling atau Rp139.000), dibandingkan dengan hanya 2 poundsterling (Rp40.000) untuk pekerjaan buruh.
Mereka kemudian memasuki area terlarang, menempatkan diri mereka dalam bahaya dan akirnya diserang oleh harimau Bengal yang terancam punah.
Dari 60.000 pekerja di hutan, Chatterjee mengatakan hanya seperempat dari mereka yang memiliki izin untuk bekerja.
“Mereka tidak meminta kompensasi karena takut akan tindakan hukum. Mereka bahkan takut melaporkan kematian,” terangnya.
Direktur lapangan cagar harimau, Sundarban Tapas Das, mengatakan hanya 21 kematian resmi akibat diterkam harimau yang telah dilaporkan, sementara hanya empat yang memenuhi syarat untuk mendapatkan kompensasi.
Pemerintah India hanya memberikan kompensasi jika kematian terjadi di luar zona larangan masuk
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait