Kesetaraan gender merupakan hak asasi manusia yang menjamin kondisi yang setara antara laki-laki dan perempuan dalam mengakses peluang sebagai manusia. Hal ini mencakup hak untuk hidup yang layak, bebas dari rasa takut, dan kebebasan menentukan pilihan hidup.
Kesetaraan jender ini juga dikenal dengan istilah emansipasi Wanita. Emansipasi wanita bukan hanya tentang pembebasan fisik, tetapi juga mental dan budaya. Ini mencakup usaha untuk mengubah pola pikir masyarakat yang membatasi peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.Kata "emansipasi wanita" kini menjadi simbol perjuangan untuk mewujudkan kesetaraan gender dan penghormatan terhadap hak-hak perempuan.
Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan merupakan landasan penting untuk membangun masyarakat yang adil dan harmonis. Secara historis, perempuan menghadapi diskriminasi dalam bidang pendidikan, pekerjaan, dan pengambilan keputusan, yang seringkali membatasi akses mereka terhadap peluang yang sama dengan laki-laki. Namun perjuangan untuk kesetaraan gender telah membawa perubahan penting yang harus terus kita perjuangkan. Sering kali Perempuan dianggap tidak perlu memiliki Pendidikan yang tinggi karena mereka akan berakhir mengurus anak, suami, dapur, dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Kesetaraan jender ini.
Kesetaran gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara Perempuan dan laki laki. Ini berarti bahwa mereka memiliki jalan atau control sepenuhnya atas diri mereka sendiri. Diskriminasi terhadap wanita adalah perkara yg kerapkali terjadi pada hampir semua lapisan gerombolan rakyat, bahkan pada sebagian akbar belahan global sekalipun. Alasannya relatifkentara rakyat belum sanggup melepaskan diri menurut budaya patriarkhis yg selama ribuan tahun menjerat & memaksa wanita berada pada bawah kekuasaan pria.
Salah satu penyebab masih rendah Perempuan yang bekerja di Indonesia adalah faktor budaya dan norma yang masih berlaku di sebagian besar masyarakat yaitu peran tradisi lebih penting dari peran transisinya sehingga perempuan memiliki kecenderungan untuk tetap di rumah dan merasa bertanggung jawab untuk mengurus keluarga di rumah, sehingga menolak untuk memasuki dunia kerja.
Mengatasi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan membutuhkan pendekatan yang holistik, mencakup berbagai aspek seperti pendidikan, budaya, ekonomi, dan kebijakan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
- Akses Pendidikan: Pastikan anak laki-laki dan perempuan memiliki akses yang sama terhadap pendidikan di semua jenjang.
- Kurangi Stereotip Gender: Terapkan kurikulum yang menanamkan nilai-nilai kesetaraan gender dan menghilangkan bia s gender di lingkungan belajar.
- Pendidikan Kesetaraan Gender: Sosialisasikan nilai-nilai kesetaraan gender melalui pendidikan formal dan informal.
Menutup kesenjangan gender merupakan hal yang memerlukan proses yang panjang. Kesenjangan gender sudah ada sejak lama dan menghilangkannya sesuatu hal yang tidak mudah. Butuh banyak cara dan waktu yang lama. Ada beberapa cara untuk menutup kesenjangan gender diantaranya dengan mengintegrasikan pendidikan, kebijakan, pemberdayaan ekonomi dan transformasi budaya, masyarakat dapat mencapai kesetaraan yang lebih besar dan pada akhirnya mendukung pembangunan sosio-ekonomi secara keseluruhan.
Artikel ini ditulis oleh Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Andini Srikandi
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait