Istrinya, yang meminta identitasnya dirahasiakan untuk alasan keamanan, mengatakan enggan mengizinkannya pergi. "Saya tahu bahwa jika saya tidak melepaskannya, saya akan menghancurkannya," katanya. "Itu akan seperti memasukkannya ke penjara," imbuh sang istri.
Wali mengatakan kepada CBC bahwa dia dan tiga mantan tentara Kanada lainnya yang melakukan perjalanan bersamanya disambut dengan pelukan, jabat tangan, bendera, dan foto oleh orang Ukraina setelah mereka melintasi perbatasan.
“Mereka sangat senang memiliki kami,” katanya. "Sepertinya kami langsung berteman," sambungnya. Baca juga: Terkepung, Warga Mariupol Mengubur Korban Tewas di Kuburan Massal Dia mengatakan dia menyeberang dari Polandia, melakukan perjalanan melawan arus ratusan ribu pengungsi Ukraina yang melarikan diri ke arah yang berlawanan.
Wali, yang berjuang bersama suku Kurdi melawan ISIS di Suriah beberapa tahun lalu, mengatakan alasannya melakukan perjalanan ke Ukraina. “Saya ingin membantu mereka. Sesederhana itu,” ujarnya. “Saya harus membantu karena ada orang di sini yang dibombardir hanya karena mereka ingin menjadi orang Eropa dan bukan orang Rusia,” tambahnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait