والمرأة إذا فارقها زوجها سواء فرقة حياة ، أو فرقة موت فإنها تكون حينئذٍ حرة تتزوج من شاءت ، واشتراط ألا تتزوج بعده شرط باطل لا يوفى به.
"Seorang wanita jika berpisah dengan suaminya dengan perpisahan hidup atau perpisahan mati, maka di saat itu dia merdeka (bebas berbuat) dia menikahi siapa pun yang dia kehendaki, persyaratan dia tidak boleh menikah sesudahnya adalah syarat yang batil tidak yang boleh ditunaikan"
وكذلك بالنسبة للزوج إذا اشترطت عليه ألا يتزوج بعدها فإنه شرط باطل ، فإن الزوج حر ، له أن يتزوج ما شاء حتى ولو كانت الزوجة معه ، إلا إذا اشترطت عليه عند العقد ألا يتزوج عليها ، فإن هذا الشرط صحيح على القول الراجح من أقوال أهل العلم ، وإذا تزوج عليها في هذه الحال وقد شرطت عليه عند العقد ألا يتزوج - فإن لها الخيار بين فسخ النكاح والبقاء معه.
"Demikian pula berkenaan dengan suami, jika si isteri mempersyaratkan kepadanya agar tidak menikah sesudahnya maka itu adalah syarat yang batil, karena suami itu merdeka (bebas berbuat), boleh dia menikah sekehendaknya meskipun si isteri masih bersamanya, kecuali jika dia mempersyaratkan kepadanya ketika akad nikah untuk tidak mempoligaminya, maka syarat ini adalah sah menurut pendapat yang rajih dari pendapat para ahli ilmu, jika dia mempoligaminya dalam keadaan ini dalam keadaan dia telah mempersyaratkan kepada ketika akad nikah agar tidak menikah lagi, maka si isteri boleh memilih antara membatalkan pernikahan (cerai) atau tetap hidup bersamanya."
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait