Lebih lanjut, Farhan juga menjelaskan kerusakan jalan yang terjadi diakibatkan truk-truk yang melintas adalah truk yang overtonase. Disebutkannya juga, masyarakat telah memiliki banyak bukti bahwa truk-truk yang melintas melebihi muatan seharusnya.
"Yang kita pahami penyebab jalan rusak ini adalah truk yang overtonase yang tidak sesuai dengan kapasitas jalannya. Kita juga punya banyak dokumen yang bahwasanya truk ini melebihi tonase. Parahnya lagi, buahnya ini melebihi kapasitas truknya itu, tidak pakai jaring pula. Ini kan berbahaya ini, Pak," jelasnya.
Menanggapi aduan itu, Bobby mengatakan, memang jalan yang rentan mengalami kerusakan adalah jalan area perkebunan. Katanya, saat ini belum ada jalur atau jalan produksi. Artinya jalan yang dapat dilalui kendaraan bertonase besar untuk mengangkat hasil panen.
"Pasti yang rentan jalannya rusak berkaitan dengan area perkebunan. Tapi, kita belum ada jalur, jalan produksi. Jalan produksi itu jalan yang memang dilewati truk-truk besar, jalan yang dilalui truk-truk. Pasti itu beda, jalan biasa yang dilalui kendaraan pribadi dengan jalan yang dilalui truk besar, itu beda," terang Bobby.
Oleh karena itu, langkah awal yang akan dilakukan Bobby ketika nantinya terpilih sebagai Gubernur Sumut adalah membuat peta jalan produksi, agar jalur atau jalan yang dilalui truk-truk bertonase besar bisa tertata rapi.
"Makanya nanti kami akan buat pertama peta jalan produksi. Peta jalan poduksi itu untuk agar tau truk-truk itu lewatnya mana saja, lewat jalan kabupaten, kah, lewat jalan provinsi, lewat jalan nasional, atau lewat jalan yang dia (perusahaan) buat sendiri," bebernya.
"Setelah, itu kalau memang lewat jalan kabupaten, baru nanti kami pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dan perusahaannya, kita sama-sama. Kami lagi kaji, kami lagi hitung dengan tim, dalam pengkajiannya persentasenya berapa. Misalnya, jalan provinsi 50 atau 40 persen, sisanya kabupaten dengan perusahaan terkait," tutup Bobby.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait