MEDAN, iNewsMedan.id- Sebagai wujud syukur atas keberhasilan melakukan operasi terhadap pasien Parkinson, Prima Parkinson Center menggelar syukuran di Ruang Serbaguna RSU Royal Prima, Senin (9/9). Acara ini dihadiri oleh jajaran direksi, staf medis, dan pasien Parkinson yang telah mendapatkan perawatan di pusat ini.
Direktur Utama RSU Royal Prima, Dr. Dr. Wienaldi, MKM., FISQua., mengungkapkan data mengejutkan terkait Parkinson. “Secara global, sekitar 100-200 dari 100 ribu penduduk Indonesia menderita Parkinson. Penyakit ini menempati urutan kedua sebagai penyakit neurodegeneratif terbanyak di dunia setelah Alzheimer,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dr. Wienaldi menjelaskan bahwa Parkinson lebih berisiko pada pria dengan prevalensi 1,5 kali lipat dibandingkan wanita. Ia juga menekankan pentingnya penanganan Parkinson yang tidak hanya berfokus pada gejala fisik seperti tremor atau kesulitan berjalan, tetapi juga pada kualitas hidup pasien.
“Penanganan Parkinson adalah tentang bagaimana seseorang tetap bisa berkontribusi dalam kehidupan keluarganya, hadir dalam momen penting, dan merasakan serta memberikan kasih sayang,” tegasnya.
RSU Royal Prima, sebagai salah satu rumah sakit swasta terbesar di Indonesia, merasa terpanggil untuk berkontribusi dalam penanganan Parkinson. Pada Juni lalu, RSU Royal Prima menjadi rumah sakit pertama di Sumatera Utara yang berhasil melakukan operasi Parkinson. "Ini adalah bukti komitmen kami dalam membantu pasien Parkinson agar tetap bisa eksis dan dicintai di lingkungannya," tambah Dr. Wienaldi.
Syukuran Prima Parkinson Center ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam layanan kesehatan bagi pasien Parkinson. Dengan dukungan dari PT Royal Prima TBK, RSU Royal Prima kini dilengkapi dengan fasilitas MRI 3 Tesla, yang hanya tersedia di dua tempat di Indonesia. Alat ini memungkinkan pemetaan kerusakan otak dengan lebih detail dan pemindaian yang lebih cepat, sekitar 20 menit.
Acara ini juga diisi dengan pemutaran film dokumenter yang menggambarkan perjalanan pasien Parkinson dalam menjalani pengobatan. Salah satu testimoni disampaikan oleh istri pasien Edy Sumpardi, yang mengisahkan kemajuan suaminya pascaoperasi. “Awalnya saya ragu, tapi sekarang suami saya sudah bisa melakukan aktivitas sederhana seperti makan dan berjalan sendiri. Ini adalah hasil dari kerja keras tim medis RSU Royal Prima,” tuturnya.
Ramli Marpaung, pasien pertama yang menjalani operasi Parkinson di RSU Royal Prima, juga berbagi pengalamannya. Meskipun awalnya merasa takut, ia merasakan perbaikan signifikan setelah operasi. "Sekarang saya sudah bisa bercanda dan beraktivitas seperti biasa. Parkinson bukan akhir dari segalanya, ada harapan untuk hidup lebih baik," katanya.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Direktur Utama PT Royal Prima TBK, Prof. Dr. Tommy Leonard, SH., M.Kn., Direktur Keuangan PT Royal Prima TBK, Ir. Mok Siu Pen, General Manager RSU Royal Prima, Djulim SKM., M.Kn., dan jajaran direksi lainnya. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap pengembangan layanan kesehatan berkualitas di RSU Royal Prima.
Dengan berdirinya Prima Parkinson Center, RSU Royal Prima berharap dapat terus mendampingi pasien Parkinson, membantu mereka tetap aktif dalam kehidupan sosial dan keluarga.
Editor : Ismail
Artikel Terkait