Dalam pembelaannya, AGRG menyebutkan bahwa ketidakhadirannya disebabkan oleh kondisi kesehatan yang buruk serta kewajiban merawat ibunya yang sakit.
AGRG juga menambahkan bahwa setelah perceraian saat bertugas di Pengadilan Negeri Payakumbuh, ia sering mengalami gangguan kesehatan. Namun, AGRG mengakui bahwa ia tidak pernah melaporkan kondisi tersebut secara resmi kepada Ketua PT Medan.
Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) juga memberikan pembelaan, mengklaim bahwa AGRG telah menerima sanksi peringatan tertulis pada tahun 2021 dan 2022.
Mereka berargumen bahwa pelanggaran yang diajukan ke MKH seharusnya tidak dihitung secara akumulatif. Namun, majelis menolak argumen ini karena tidak dapat membantah hasil pemeriksaan Badan Pengawas MA.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait