MEDAN, iNewsMedan.id – Anggota Komisi X DPR RI, dr. Sofyan Tan, mengungkapkan bahwa anggaran Program Indonesia Pintar (PIP) untuk tahun 2025 sebesar Rp13,49 triliun. Anggaran ini dialokasikan untuk beasiswa bagi siswa SD, SMP, dan SMA, namun jumlahnya masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan anggaran makan siang gratis yang mencapai Rp71 triliun.
“Sumber dana PIP untuk 18,6 juta siswa SD, SMP, dan SMA pada tahun 2025 sebesar Rp13,49 triliun. Perbandingannya dengan anggaran makan siang gratis sangat mencolok,” ujar Sofyan Tan saat memberikan sambutan kunci pada Workshop Pendidikan dengan tema “Penguatan Digitalisasi Pendidikan sebagai Upaya Transformasi Pembelajaran dalam Mewujudkan Merdeka Belajar” di Hotel Putra Mulia, Medan, Kamis (25/7).
Menurut Sofyan Tan, melalui PIP, setiap siswa SD akan mendapatkan Rp450 ribu per tahun, siswa SMP Rp750 ribu per tahun, dan siswa SMA/SMK Rp1 juta per tahun. Beasiswa ini sangat membantu siswa kurang mampu. Namun, dia mengungkapkan rasa miris karena pemerintahan saat ini tampak lebih memprioritaskan program makan siang gratis dengan anggaran yang jauh melebihi anggaran beasiswa.
“Kita bisa menghitung, jika satu siswa mendapatkan makan siang gratis dengan anggaran Rp7.500 per hari selama 25 hari sebulan, totalnya mencapai Rp2.250.000 per tahun. Angka ini sangat kontras jika dibandingkan dengan anggaran PIP, apalagi jika kita pertimbangkan ada guru yang hanya bergaji Rp500 ribu,” kata anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
Lebih lanjut, Sofyan Tan menyoroti pentingnya penguatan digitalisasi pendidikan yang tidak hanya sekedar jargon. Menurutnya, untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan pelatihan dan workshop yang lebih luas dan dilengkapi dengan sarana prasarana yang memadai, seperti komputer dan laptop di sekolah. Namun, anggaran untuk Balai Besar Guru Penggerak (BBGP), yang pada tahun 2024 sebesar Rp5,051 triliun, mengalami penurunan menjadi Rp2,921 triliun pada tahun 2025. BBGP memiliki fungsi strategis dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas guru.
“Dengan penurunan anggaran ini, jumlah workshop seperti ini kemungkinan akan berkurang dan digantikan dengan program makan siang gratis. Padahal, kita harus terus mendorong agar guru tetap belajar dan berkembang,” ujar Sofyan Tan.
Meski begitu, Sofyan Tan berharap guru-guru dan kepala sekolah tetap semangat dan tidak kehilangan harapan. Ia percaya bahwa banyak cara untuk meningkatkan kapasitas diri di era digitalisasi, asalkan ada kemauan yang kuat.
Acara ini dihadiri oleh Kepala BBGP Sumut, Dr. Joko Ahmad Julifan, Kabid SMA Dinas Pendidikan Kota Medan Basir Hasibuan, narasumber Adri Hermawan dan Lukman Nasution, serta undangan dari kepala sekolah dan guru SMA/SMK.
Dr. Joko Ahmad Julifan menyatakan bahwa BBGP bertugas dalam pengembangan dan peningkatan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Meski baru dibentuk dua tahun, antusiasme tenaga pendidik dalam mengikuti berbagai program sangat tinggi.
Editor : Ismail
Artikel Terkait