MEDAN, iNewsMedan.id - Jamaah calon haji diharuskan berada di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah untuk wukuf, sebab tiada ibadah haji tanpa wukuf. Hari Arafah menjadi hari yang dimuliakan sehingga banyak keutamaanya.
Berikut 13 keutamaan Hari Arafah sebagaimana disampaikan Ustadz Najmi Umar Bakkar
1. Hari Arafah termasuk Hari Raya
"Hari Arafah, Hari Nahr (hari Qurban), dan hari-hari Tasyriq itu Hari Raya bagi kita umat Islam..."
(HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasaa'i, dan Ibnu Majah, hadits dari Uqbah bin Amir, lihat Irwaa’ al-Ghaliil IV/130-131)
2. Wukuf di Arafah merupakan Rukun Haji
"Haji adalh wukuf di Arafah" (HR. Abu Dawud no. 1949, At-Tirmidzi no. 2975, an-Nasaa'i no. 3044 dll, lihat Shahiihul Jaami' no. 3172)
3. Diampuni dosa orang-orang yang wukuf di Arafah
"Berangkatlah kalian wahai hamba-hamba-Ku dalam keadaan kalian diampuni (dosa2nya) dan juga dosa-dosa orang yang kalian mohonkan syafaat baginya" (HR. Ath-Thabrani di dalam al-Mu'jamul Kabiir dan al-Bazzaar, hadits dari Ibnu Umar, lihat Shahiihut Targhiib no. 1112)
4. Allah bersumpah dengan Hari Arafah
"Dan yang genap dan yang ganjil" (QS. 89 : 3) Ibnu Abbas رضي الله عنهما berkata : "Asy-Syaf'u (yang genap) adalah hari penyembelihan, dan al-Witir (yang ganjil) adalah Hari Arafah"
5. Disyariatkannya puasa 9 Dzulhijjah
"Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa satu tahun yang lalu serta satu tahun yang akan datang" (HR. Muslim no. 1162 , hadits Abu Qatadah)
6. Turunnya ayat tentang kesempurnaan agama Islam (HR. Bukhari no. 45, hadits dari Umar bin Khaththab) "Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sbagai agamamu" (QS. Al Maidah 5 : 3)
7. Hari Arafah juga termasuk bagian dari sebaik-baiknya hari di dunia ini, yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah (HR. Al-Bazzar, lihat Shahiihul Jaami' no. 1133, hadits dari Jabir)
8. Sebaik-baik do'a pada Hari Arafah
"Sebaik-baik doa adalah doa pda Hari Arafah, dan sebaik-baik apa yang aku ucapkan dan juga oleh para Nabi sebelumku adalah :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
"Tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan, bagi-Nya pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu" (HR. At-Tirmidzi, hadits Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 1536)
9. Banyak yang dibebaskan oleh Allah Ta'ala dari api Neraka, yaitu pada hari Arafah
"Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hamba dari Neraka lebih byk dari hari Arafah. Dan sungguh Allah mendekat, kemudian Dia membanggakan hamba-hamba-Nya kepada para Malaikat seraya berfirman : "Apa yang mereka inginkan ?" (HR. Muslim no. 1348, hadits dari Aisyah, Shahiihul Jaami' no. 5796)
10. Hari Arafah adalah hari yang disaksikan
"Hari yang dijanjikan adalah Hari Kiamat, hari yang menjadi saksi adalah Hari Jum'at, serta
hari yang disaksikan adalah Hari Arafah..." (HR. Ath-Thabrani, haditsnya dari Abu Malik al-Asy'ari, lihat Shahiihul Jaami' no. 8200)
11. Allah Ta'ala turun ke langit dunia, yaitu pada Hari Arafah (utk memberikan ampunan, rahmat dll) (HR. Ath-Thabrani, lihat Shahiihul Jami' ash-Shaghir no.1360, hdits Ibnu Umar)
12. Allah Ta'ala pun membanggakan orang yang wukuf di Arafah (HR. Muslim no. 3354, hadits dari Aisyah)
13. Hari Perjanjian Tauhid dari Bani Adam
Allah mengambil janji tauhid dari punggung Adam di ARAFAH, maka Allah mengeluarkan dari tulang rusuknya Adam seluruh keturunan Adam, kemudian Allah menyebarkan mereka di hadapan-Nya, lalu Allah berfirman kepada mereka : "Bukankah Aku ini Rabb kalian ?" Mereka mnjawab: "Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan itu) agar
di Hari Kiamat kalian tidak brkata : "Sungguh kami adalah orang-orang yang lengah terhadap (perjanjian tauhid) ini..." (QS. 7 : 172-173) (HR. An-Nasaa'i no. 11191,
Ahmad no. 2455 dan al-Hakim no. 75, hadits dari Ibnu Abbas, lihatlah Takhriij Syarah ath-Thahaawiyah 303 oleh Syu'aib al-Arnauth, Majma' az-Zawaa-id VII/28 oleh al-Haitsami, Tafsir Ibnu Katsir dll)
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait