Sarani menjelaskan bahwa saat jenazah tiba di rumah, seseorang menghubunginya.
“Orang tersebut mengatakan bahwa kami tidak boleh membuka kantong plastik yang berisi pakaian jenazah saat korban melakukan gantung diri, dan menyarankan untuk menyerahkannya kepada komandannya saat tiba di rumah,” cerita Sarani.
Karena tidak sepenuhnya percaya, keluarga kemudian membuka peti jenazah dan melakukan pemeriksaan langsung terhadap kondisi jasad Prima Saleh.
“Ketika tiba di rumah, keluarga membuka peti jenazah tanpa sepengetahuan pihak TNI.”
Setelah memeriksa langsung jenazah Prima, keluarga menemukan sesuatu yang mencurigakan di bagian leher korban, ada bekas tali terlilit seperti kalung, yang sangat berbeda dengan tanda-tanda gantung diri.
Keluarga tidak percaya bahwa korban yang selama ini dikenal sebagai anak yang patuh bisa melakukan bunuh diri.
Keluarga mencurigai bahwa kematiannya mungkin disebabkan oleh pembunuhan dengan cara dicekik atau lehernya diikat dengan tali.
Pemakaman prajurit elit TNI tersebut tidak dilakukan secara militer. Keluarga mengatakan bahwa tidak ada pengawalan dari pihak TNI saat pemulangan jenazah.
Keluarga korban telah melaporkan kejadian ini ke Polisi Militer Nias di Gunungsitoli dan segera melaporkan juga kepada unit kesatuan di Bogor agar kematian Prada Prima dapat diselidiki.
Mengenai kejadian dan kecurigaan tersebut, keluarga berharap agar ada keadilan hukum dan motif sebenarnya dari kematian Prima Saleh dapat terungkap.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait