Ia pun memastikan bahwa kesalahan di Sirekap itu murni kesalahan input atau memasukkan data ke website, dan telah dibetulkan ke angka 136.
"Mungkin salah input bisa jadi, salah konversi bisa jadi. Kalau pun ada kecurangan, itu adalah kecurangan yang bodoh. Artinya itu tidak mungkin," ujar Marhaendra Pramudya Mahardika, dikonfirmasi pada Jumat petang, 16 Februari 2024.
Menurutnya, input data di Sirekap yang ada memang belum final dan bisa saja terjadi kesalahan, maupun rawan tercampur dengan rekapitulasi suara di pemilihan lain, atau terjadi kesalahan memasukkan data. Makanya, ia memastikan tak akan menggunakan hasil dari dokumen C. hasil di TPS yang diunggah di Sirekap sebagai acuan.
"Itu memang belum final, kami tidak pernah menggunakan acuan itu. Kami nanti akan menggunakan plano. Acuan kami untuk rekapitulasi adaah C hasil plano. Di sirekap, itu yang diinput masih rawan salah input, rawan tercampur, rawan masih terkonversi," tuturnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait