MEDAN, iNewsMedan.id - Yayasan Mentari Meraki Asa (YMMA) Kota Medan dengan Pemerintah Kota Medan menyatakan komitmen bersama untuk berkolaborasi dalam Upaya penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kota Medan.
Pernyataan Bersama ini disampaikan dalam Konferensi Pers yang dihadiri oleh YMMA Medan, Dinas Kesehatan Kota Medan, DPRD Kota Medan, RS Muhammadiyah Medan, RS Advent Medan, Kopi TB, Rekan Pers dan Pers Mahasiswa, pada Rabu (13/12/2023).
Dalam rangka mendukung pendekatan District-Based Public-Private Mix (DPPM), PR Konsorsium Penabulu-STPI ikut serta mengambil peran untuk memperkuat jejaring layanan TBC serta pendampingan pasien berbasis komunitas.
Dengan adanya pernyataan bersama ini, semoga dapat meningkatkan sinergi dan kolaborasi yang efektif, terpadu, dan berkelanjutan dalam upaya penanggulangan TBC di Kota Medan.
Selain itu, diharapkan juga dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mencegah dan mengobati TBC, serta mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap penderita TBC.
Dengan demikian, Masyarakat Kota Medan yang berkah, maju dan kondusif sebagai visi Pemerintah Kota Medan dapat terwujud.
Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Kesehatan Kota medan menyambut baik inisiatif dan kerjasama dari YMMA Medan dalam upaya penanggulangan TBC.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Medan, Dr. Pocut Fatimah Fitri melalui komitmen ini, pihak Dinkes Medan siap mendukung eliminasi TB di 2028.
Ia juga mengatakan dalam meningkatkan kinerja dibutuhkan terobosan, inovasi dan bermitra dengan semua pihak. Hal ini dalam rangka meningkatkan capaian dimulai dari terduga sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) terkait Layanan TBC di Kota Medan.
Diharapkan dengan adanya kolaborasi ini, seluruh pihak yang terkait akan memaksimalkan capaian SPM.
“Saat ini, untuk SPM yang terduga kita sudah meningkat capaiannya dari tahun lalu 21,40 persen dan sekarang 33,49 persen,” terangnya.
Pocut juga mengatakan salah satu upaya selama ini telah dilakukan adalah skrining yang bersamaan dengan penyakit tidak menular.
“Disetiap layanan kita melakukan skrining TB PTM, dengan ini kita harapkan SPM meningkat dan yang paling penting adalah kesehatan masyarkat kota Medan semakin baik,” ucap Pocut.
Ahmad Hakiki sebagai Kepala SSR Yayasan Mentari Meraki Asa (YMMA) Kota Medan menyampaikan bahwa, salah satu agenda penting yang diupayakan adalah optimalisasi jejaring DPPM untuk peningkatan nofikasi kasus TBC.
Menurutnya, PR Konsorsium Komunitas PB-STPI memiliki strategi upaya meningkatkan peran OMS dan komunitas terdampak TBC dalam mempengaruhi Pemerintah Daerah mengeliminasi TBC melalui pendekatan multi- sektor, salah satunya adalah mendorong keterlibatan peran legislatif dan eksekutif di daerah.
Keterlibatan ini penting untuk mendorong munculnya kebijakan dan dukungan pemangku kepentingan dalam eliminasi TBC di daerah.
“Salah satu komponen pemersatu pemerintah daerah dalam menanggulangi TBC adalah adanya indikator SPM kesehatan yang mencantumkan isu TBC. Untuk hal itu dilakukan Pertemuan Komunitas dan Pemangku Kepentingan Jejaring DPPM untuk Optimalisasi Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) terkait Layanan TBC di Kota Medan,” ujarnya.
Karena itu, melalui pernyataan bersama ini Pemerintah Kota Medan, DPRD Kota Medan, YMMA Kota Medan, dan multisektor lainnya berkomitmen mendukung Upaya penanggulangan TBC di Kota Medan baik melalui peraturan, regulasi, dan implementasi pelaksanaan di lapangan sampai pada keterlibatan masyarakat kota Medan.
Sebagai komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat, khususnya penderita TBC menyediakan fasilitas, tenaga, dan obat-obatan yang memadai.
Pemerintah Kota Medan mendukung program-program yang diimplementasikan YMMA Kota Medan, seperti skrining, sosialisasi, dan pendampingan, dengan memberikan bantuan dan koordinasi yang diperlukan.
Saat ini kontribusi yang dilakukan YMMA Kota Medan melalui penjaringan, pelaporan, dan pendampingan kader komunitas yang berada di 41 puskesmas, 15 rumah sakit pemerintah, 48 rumah sakit swasta, dan 178 klinik.
Di tahun 2022, ditemukan 2803 notifikasi (positif tbc), 3896 hasil Investigasi Kontak, dan 1715 pasien dampingan dinyatakan sembuh.
Sekedar informasi, YMMA Kota Medan sebagai komunitas yang berperan dalam melakukan advokasi, pendampingan, dan evaluasi terhadap program-program terkait eliminasi dan kepentingan penderita TBC di Kota Medan, mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam menurunkan angka kejadian TBC, sekaligus mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030 sesuai dengan Peraturan Presiden No 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC.
YMMA Kota Medan telah melakukan berbagai kegiatan baik mandiri maupun kolaborasi seperti skrining TBC di perusahaan, sekolah-sekolah, kampus, kantor pemerintahan, kemudian sosialisasi dan edukasi tentang gejala dan pencegahan TBC, serta pemberian bantuan dan dukungan kepada penderita TBC dan keluarganya.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait