Maka dari itu, tegas Jimmy, secara prinsip dalam pekerjaan itu di sisi proses prosedur administrasi tidak ada masalah. Karena melibatkan semua pihak dari awal, termasuk Inspektorat Utama dari Kemenpar terus memantau dari tahap 1 dan 2.
“Juga diadakan monev rutin per tiga bulan,” ujarnya.
Sementara dari segi fungsionalitas, sambung Jimmy, saat ini Parking Hub belum difungsikan secara maksimal, karena jalannya belum ada. Itulah kondisinya saat ini, karena dananya belum cukup.
“Kita pernah menawarkan ke pengunjung, tapi pengunjung keberatan. Jaraknya terlalu jauh, jalannya tidak ada, takutnya bisa masuk tidak bisa keluar, kalau hujan, mobilnya bisa-bisa tidak lewat,” ungkapnya.
Jimmy juga mengaku bahwa jalan belum layak. Pihaknya juga sudah mengajukan dan sedang berproses di kementerian terkait. Pihaknya juga sudah memohon agar dibangunkan akses jalan, supaya fungsi Parking Hub dipakai betul-betul secara sempurna bisa dilakukan.
Dengan begitu, nantinya semuanya bisa berjalan sesuai dengan yang dimau. “Saya memandang, ini sebagai bentuk perhatian dari seluruh elemen masyarakat tentang pembangunan di Danau Toba,” tutur Jimmy.
“Semuanya concern, semuanya berharap, ini harus maju. Kalau ada hal-hal yang perlu diingatkan, kami diingatkan,” tambah Jimmy.
Lebih lanjut, disinggung soal anggaran pembangunan Parking Hub, Jimmy menjelaskan, tahap pertama anggarannya Rp9,98 miliar. Tahap kedua tahun 2022, Rp4,67 miliar. Totalnya Rp14,65 miliar. Kontraktor pada tahap pertama CV Inti Bumi, dan tahap kedua PT Sang Buma Garuda Perkasa.
“Itulah sebenarnya total anggaran pembangunan Parking Hub. Bukan seperti yang lain mengatakan sekitar puluhan miliar, tidak. Totalnya Rp 14,65 miliar yang benar. Kontraktor itu lelang ada di Kemenpar, sesuai dengan LPSE,” tandas Jimmy.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait