Bercermin dari pemilihan umum tahun 2019 lalu ada banyak perempuan-perempuan yang terlibat dalam mensukseskan pemilu, di Bawaslu RI ada ibu Dr. Ratna Dewi Pettalolo. SH. MH dan di KPU Ri ada ibu Evi Novida Ginting Manik, keduanya merupakan sosok perempuan yang mengisi pormasi 30% keterwakilan perempuan di penyelenggara pemilihan umum, masing-masing dari mereka mampu menjalankan tugasnya dan mampu bersaingan dengan para laki-laki yang ada di penyelenggara pemilu lainnya, dalam hal prestasi kedua wanita komisioner Bawaslu RI dan komisioner KPU RI tersebut mampu menorehkan prestasi baik yang tidak kalah dengan prestasi para komisioner Bawaslu dan Komisioner KPU lainnya.
Peran aktif perempuan sangat dibutuhkan dalam mensukseskan pemilihan umum tahun 2024 seperti membantu melakukan pengawasan agar tidak terjadi pelanggaran pada pemilihan umum seperti pelanggaran administrasi, pelanggaran kode etik dan pelanggaran pidana pemilu, perempuan dapat ikut serta memberikan informasi jika ada peserta pemilu yang ingin melakukan kecurangan seperti melakukan many politik, jika menemukan praktek seperti itu maka kaum perempuan harus berani melaporkan kepada pengawas pemilu (Bawaslu), perempuan juga harus membantu mensosialisasikan larangan-larangan di dalam pemilihan umum, bisa dilakukan secara online (media sosial) atau dari offline (mulut ke mulut).
Saat ini perempuan lebih aktif beraktifitas di media sosial daripada laki-laki, serta lebih sering berinteraksi Bersama teman-teman seperti teman-teman pengajian, teman-teman arisan dan lain-lain, di momen-momen berkumpul diharapkan para perempuan turut aktif membahas hal-hal positif tentang penyelenggaraan pemilu, mengajak sesama perempuan alainnya untuk menolak politik uang, politik identitas dan politik sara serta mengajak teman-temannya untuk menggunakan hak pilihnya di TPS pada pemilihan umum tahun 2024 mendatang, hal ini dilakukan karena kaum perempuan merupakan target ataupun sasaran yang paling renta terhadap politik uang.
Momen pemilihan umum tahun depan layak dijadikan sebagai momentum konsolidasi perempuan untuk membumikan kesetaraan gender. Hal itu bisa dimulai dengan mendorong afirmasi aksi minimal 30 persen keterwakilan perempuan untuk bisa terwujud. Kemudian, mengembangkan kebijakan sensitif gender dalam penyelenggaraan Pemilihan umum dan meningkatkan keterpilihan perempuan. Besar harapan saya kedepannya para perempuan lebih peduli dan lebih aktif dalam mengikuti perkembangan dunia politik agar kaum perempuan terlibat dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang bermanfaat untuk rakyat, saya juga mengajak kepada kaum perempuan untuk ikut mensukseskan pemilihan umum tahun 2024 mendatang agar demokrasi dinegara kita terus berjalan baik dan terpilihlah pemimpin-pemimpin yang pro terhadap rakyatnya.
Penulis: Berliana Sitorus
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait