Wanita yang terluka dibawa dengan helikopter ke rumah sakit untuk perawatan.
Komisaris Polisi Israel Kobi Shabtai meminta semua warga Israel yang memiliki lisensi senjata api untuk mulai membawa senjata mereka.
"Ini adalah serangan mematikan yang mengingatkan kita betapa relevannya ancaman teroris dalam berbagai bentuknya," katanya sebagaimana dilansir BBC.
Telah terjadi intensifikasi kekerasan antara Israel dan Palestina sejak awal tahun ini.
Lebih dari 90 warga Palestina - militan dan warga sipil - telah dibunuh oleh pasukan Israel. Jika mereka yang berada di belakang penembakan Jumat, (7/4/2023) dipastikan sebagai orang Palestina, maka 17 orang Israel dan seorang Ukraina - semuanya warga sipil, kecuali seorang perwira polisi paramiliter Israel - telah tewas dalam serangan Palestina.
Serangan pada Jumat terjadi setelah militer Israel mengatakan telah melakukan serangan udara semalam pada sasaran yang terkait dengan kelompok militan Palestina Hamas di Lebanon dan Jalur Gaza.
Militer mengatakan serangan itu merupakan tanggapan atas rentetan lebih dari 30 roket yang ditembakkan dari Lebanon ke Israel utara pada Kamis, yang dituding dilakukan oleh Hamas.
Militan di Gaza, yang diperintah oleh Hamas, menembakkan 40 roket lagi ke Israel setelah serangan dimulai.
Rentetan dari Lebanon menyusul dua malam penggerebekan polisi Israel di masjid al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, yang memicu konfrontasi kekerasan dengan warga Palestina di dalam dan menyebabkan kemarahan di seluruh wilayah.
Artikel ini telah terbit di Okezone dengan judul: Penembakan di Tepi Barat Tewaskan 2 Wanita Israel, Polisi Buru Pelaku
Editor : Chris
Artikel Terkait