MEDAN, iNewsMedan.id - Pada tahun 2022, setelah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi sekitar 30 persen, laju tekanan inflasi akibat kenaikan harga BBM tersebut diproyeksikan akan menyentuh 1,8 persen.
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin mengatakan, ia sendiri sebelumnya memperkirakan bahwa Sumut akan mencapai inflasi hingga tutup tahun dalam rentang 5,7 persen hingga 6,4 persen.
Pasalnya, inflasi akan tetap terjadi setidaknya hingga 2 atau paling lama 3 bulan mendatang setelah harga BBM bersubsidi dinaikkan.
"Namun, skenario tersebut dilapangan tidak berjalan sempurna. Inflasi pada bulan September di Sumut awalnya menyentuh 1 persen. Memang sangat tertolong dengan penurunan harga cabai, dimana kelompok bahan pangan hortikultura mengalami penurunan (deflasi). Setelah kenaikan laju tekanan inflasi pada bulan September tersebut, Sumut justru mencatatkan deflasi pada bulan oktober sebesar 0,51 persen," katanya di Medan, Senin (26/12/2022).
Gunawan menjelaskan, berlanjut pada deflasi di bulan November sebesar 0,13 persen dan diperkirakan akan mencetak inflasi dikisaran 0,5 persen pada Desember. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut memang berhasil meredam gejolak inflasi, dan membuyarkan skenario terburuk dari kemungkinan inflasi tinggi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait