Bahaya Vape, Penelitian Universitas Johns Hopkins Sebut Berpotensi 5 Kali Serangan Jantung 

Dewi Kania
Vape atau rokok elektrik banyak digunakan pria remaja dan dewasa karena mereka beranggapan dapat memutus kebiasaan merokok tembakau. Foto: Freepik/prostooleh

MEDAN, iNewsMedan.id - Vape atau rokok elektrik banyak digunakan pria remaja dan dewasa karena mereka beranggapan dapat memutus kebiasaan merokok tembakau.

Padahal anggapan sangat keliru. Asap uap uap vape yang dianggap lebih aman sebenarnya juga berbahaya bagi pengunanya juga orang di sekitarnya.
  
Menghentikan merokok dan beralih adalah solusi keliru. Solusi pengganti merokok dengan enggunakan rokok elektrik, efeknya bisa jauh lebih berbahaya memicu serangan jantung hingga kanker.

Akademi Sains Nasional dan Kesehatan Masyarakat Inggris menyebutkan,
vape pun menjadi perdebatan banyak ahli di dunia.

"Karena isi kandungannya yang belum jelas. Peneliti akhirnya mendorong orang untuk mengenali bahwa rokok elektrik bisa mendatangkan masalah kesehatan untuk para penghisapnya. Masalah utamanya adalah tingginya konsentrasi nikotin dalam cairan vape,"beber Akademi Sains Nasional dan Kesehatan Masyarakat Inggris.

Profesor Kids Rule dari Universitas Johns Hopkins mengatakan, para pembuat perangkat ini gagal untuk mengatasi peningkatan risiko ketagihan, jika orang berhenti merokok. Dia pun tidak yakin bahwa vape dapat menurunkan kecanduan nikotin pada seseorang.

Profesor Kesehatan dan Teknik Lingkungan Universitas Johns Hopkins ini menegaskan,  sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One bulan ini tidak menemukan bukti bahwa vape membantu perokok dewasa berhenti merokok. 

"Setelah hanya beberapa bulan menggunakan nikotin, remaja jadi lebih intens menggunakan vape, sampai mereka juga kehilangan harapan untuk bisa berhenti," kata Pediatrik Klinis di Rumah Sakit Anak Boston Nicholas Chadi seperti dilansir  dari Businessinsider, Senin  (12/12/2022).

Banyak yang menentang dengan adanya kemunculan vape. Beberapa Kementerian Kesehatan di dunia, seperti Israel pun melarang penggunaan vape bagi siapa saja.

Padahal, dalam sebuah studi baru yang diterbitkan oleh para peneliti UCSF menyebut menghirup uap vape, termasuk menghirup logam beracun seperti timah, berpotensi menggandakan risiko seseorang terkena serangan jantung.

Selain menghirup tembakau dan tar yang dibakar, vaper juga menghirup logam beracun. Seperti kadmium dan berilium, serta unsur-unsur logam seperti nikel dan kromium, yang semuanya berakumulasi secara alami di daun-daun tanaman tembakau.

Bukan hanya itu, uap vape dan perangkatnya biasanya mengandung logam beracun. Seperti timbal yang berpotensi menggandakan risiko seseorang terkena kanker juga.

Temuan terbaru itu berasal dari studi besar di Universitas California, San Francisco. Studi ini menunjukkan orang yang menggunakan vape setiap hari, mungkin menghadapi dua kali risiko serangan jantung. Jauh berbeda dibandingkan dengan orang-orang yang tidak melakukannya sama sekali .

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa merokok setiap hari, bisa menghadapi risiko tiga kali serangan jantung. Sementara orang yang menghirup uap vape saja bisa menghadapi hampir lima kali risiko.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network