JAKARTA, iNewsMedan.id - Kesiapsiagaan bencana merupakan hal penting bagi masyarakat lokal, yang menjadi garda terdepan, sekaligus pihak yang pertama kali terdampak bencana. Mengingat, sebagai negara kepulauan yang mengalami lebih dari 3.000 bencana setiap tahunnya, masyarakat Indonesia hidup berdampingan dengan bencana.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan di acara pembukaan Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (KNPRBBK) XV. Senin (3/10/2022).
"Bencana terjadi di masyarakat, sehingga resiliensi perlu tumbuh dan diperkuat. Jangan biarkan bantuan membuat masyarakat terdampak bencana menjadi tergantung pada pihak lain,” jelas Lilik.
Sementara itu, perwakilan dari Komunitas Praktik PRBBK dan Komunitas Desa Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Magda Rianghepat, mengungkapkan, dalam sesi diskusi tentang temuan dan refleksi pengalaman PRBBK dari Aceh hingga Papua. Keterlibatan komunitas tampil dalam beragam wajah, untuk menjangkau masyarakat seluas-luasnya.
"Di Sumatera Barat, kelompok marjinal seperti petani maupun nelayan turut menjadi bagian dari penguatan kapasitas untuk PRBBK. Demikian pula di Jawa Timur, yang menggunakan pendekatan inklusi untuk penguatan institusi melalui program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di sekolah," ucapnya.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait